Untuk itu, pemerintah mengingatkan agar masyarakat ikut berkontribusi dengan cara mengkonsumsi produk lokal.
Dengan cara seperti itu maka perputaran ekonomi akan bergerak lebih lancar sehingga pertumbuhan ekonomi bisa meningkat lebih ekspansif.
“Perubahan perilaku konsumen dengan membatasi interaksi fisik dan mengurangi aktivitas di luar rumah, rupanya menjadi katalis bagi pelaku usaha mikro kecil menengah (UMKM). Tentu saja itu berlaku untuk pengusaha kecil dan menengah yang sudah terhubung dengan ekosistem digital. Ini semua, tidak lepas dari masifnya literasi digital, khususnya yang dilakukan pemerintah. Jumlah UMKM yang sudah menggunakan teknologi digital (e-commerce) mencapai 26 juta lebih, Jumlah ini melampaui target pemerintah. Para pelaku ekonomi kecil itu memanfaatkan teknologi untuk memasarkan produknya.” Ujar Yuliandre.
Acara pemaparan di tutup oleh narasumber terakhir yaitu Adil Fadillah selaku Dosen Program Vokasi IBI Kesatuan yang mengatakan Meski angkanya belum terlalu besar (sekitar 13%) bila dibanding jumlah populasi UMKM di Indonesia yang totalnya sekitar 64 juta, toh kemajuan tersebut patut diapresiasi.
Baca Juga: Sambut Upacara Hardiknas 2023, Tri Adhianto: Mari Wujudkan Kota Bekasi yang Kreatif dan Cerdas
Transformasi digital era pandemi, pada hakekatnya, bukanlah sekedar memindahkan offline menjadi online atau paper based menjadi computer based. Namun, juga ada sejumlah hal penting yang hendak dicapai.
Pertama, untuk memenuhi realisasi potensi ekonomi digital tahun 2025 sebesar US$133 miliar untuk Indonesia dan US$300 miliar untuk ASEAN. Potensi ekonomi itu menunjukan hampir setengah potensi ASEAN ada di Indonesia.
Kedua, merespon perkembangan revolusi industri. Ketiga, transformasi ekonomi yang berbasis pada penciptaan lapangan kerja, peningkatan investasi, dan peningkatan produktivitas.
Baca Juga: Menanggapi Pencurian di Wilayah Jatiasih, Plt Wali Kota Bekasi Kunjungi Korban Kekerasan Pelaku
Keempat, sebagai akselerator pemulihan ekonomi nasional. Kelima, penguat pondasi perekonomian untuk mendukung pembangunan berkelanjutan
“Bila terwujud, gerakan tersebut akan sangat berarti dalam pertumbuhan ekonomi nasional. Sebab, sejauh ini faktor utama penggerak ekonomi nasional adalah konsumsi rumah tangga yang kontribusinya di atas 50 persen.
Sementara investasi hanya berhasil menyumbang sekitar 30 persen dan belanja pemerintah sekitar 10 persen terhadap struktur pembentuk pertumbuhan ekonomi.” Tutur Adil Fadillah.
Acara webinar seminar merajut nusantara kali ini di tutup dengan pembagian tiga buku yang di buat sendiri oleh syarifuddin hasan kepada seluruh peserta offline yang hadir dalam acara webinar seminar Merajut Nusantara.***