BOGORINSIDER.com -- Gunung Lewotobi Laki-laki yang berlokasi di Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT), kembali mengalami erupsi pada Senin sore, 19 Mei 2025.
Gunung yang saat ini berstatus "Awas" atau level IV tersebut memuntahkan kolom abu vulkanik setinggi sekitar 5.000 meter di atas puncaknya.
Letusan ini dikonfirmasi oleh Ketua Pos Pengamatan Gunung Api (PPGA) Lewotobi Laki-laki, Herman Yosef Mboro. Menurutnya, erupsi terjadi pada pukul 15.47 WITA.
“Kolom abu teramati menjulang sekitar 5.000 meter di atas puncak, atau setara dengan 6.584 meter di atas permukaan laut,” jelas Herman dalam laporan tertulisnya.
Baca Juga: Gunung Lewotobi Laki-laki Meletus, Abu Vulkanik Terpancar Setinggi 800 Meter
Kolom abu yang muncul berwarna kelabu pekat dengan intensitas yang tebal, dan terlihat mengarah ke bagian utara serta barat laut.
Letusan ini juga terekam di seismogram dengan amplitudo maksimum 47,3 milimeter dan berlangsung selama kurang lebih empat menit enam detik.
Gunung yang terletak di Desa Nurabelen, Kecamatan Ilebura, sekitar 90 kilometer dari Kota Larantuka ini sebelumnya telah dinaikkan statusnya dari "Siaga" (level III) ke "Awas" (level IV) pada Minggu malam, 18 Mei 2025 pukul 20.00 WITA, berdasarkan laporan dari Badan Geologi.
Dengan status tertinggi tersebut, pihak PPGA mengeluarkan imbauan agar warga tidak melakukan aktivitas apapun dalam radius enam kilometer dari pusat erupsi.
Selain itu, untuk wilayah sektor barat, utara, dan timur laut, masyarakat diminta menjauh sejauh tujuh kilometer.
Lebih lanjut, Herman memperingatkan potensi bahaya lain berupa banjir lahar hujan.
Baca Juga: Tidak main-main ternyata ini dampak bagi warga sekitar Gunung Ruang Sulawesi Utara meletus
Hal ini bisa terjadi apabila turun hujan deras di wilayah puncak gunung, terutama di daerah-daerah yang dilalui aliran sungai berhulu dari gunung seperti Dulipali, Padang Pasir, Nobo, Nurabelen, Klatanlo, Hokeng Jaya, Boru, dan Nawakote.
Ia juga mengimbau warga yang terdampak hujan abu untuk tetap memakai masker atau penutup hidung dan mulut guna melindungi sistem pernapasan dari paparan abu vulkanik.
Masyarakat diminta untuk tetap tenang, tidak panik, serta selalu mengikuti arahan dari pemerintah daerah.