BOGORINSIDER.com - Kronologi Tragedi Bintaro pada 19 Oktober 1987. Tabrakan kereta api tragis 36 tahun lalu ini terjadi di Stasiun Sudimara, Bintaro, Tangerang dan melibatkan dua kereta api. Yakni KA 255 jalur Rangkasbitung-Jakarta dan KA 220 jalur Tanah Abang-Merak.
Peristiwa itu terjadi saat KA 255 berangkat dari Rangkasbitung sekitar pukul 05.05. Kereta tersebut mengangkut sekitar 700 penumpang, banyak di antaranya berada di atap gerbong atau duduk di lokomotif.
Pukul 06.50, kereta tiba di stasiun Sudimara untuk berhenti sejenak untuk menurunkan dan menaikan penumpang.
Baca Juga: Tragedi Bawaslu 2019, Peristiwa Memilukan yang Mencoreng Wajah Demokrasi di Indonesia
Namun kebingungan terjadi saat pengelola perjalanan kereta api (PPKA) memerintahkan kereta berhenti. PPKA meniup semboyan 46 yang diduga mengisyaratkan KA 255 harus berpindah jalur.
Sayangnya, pengemudi KA 255, Slamet Suradio, salah paham dan terus melaju tanpa melakukan perpindahan jalur. Petugas PPKA berusaha keras menghentikan kereta, namun Slamet Suradio tetap melanjutkan perjalanan.
Delapan kilometer setelah meninggalkan Stasiun Sudimara, sekitar 10 menit kemudian, KA 255 bertabrakan dengan KA 220 yang berangkat dari Stasiun Kebayoran Lama. Sedikitnya 153 orang tewas dan 300 lainnya luka-luka dalam tragedi ini.
Baca Juga: Tragedi Jalan Tol Brexit 2016, Kemacetan Terparah Dalam Sejarah Indonesia yang Menelan Korban Jiwa
Slamet Suradio, pengemudi KA 255, divonis 5 tahun penjara, sedangkan Adung Syafei, kondektur KA 255, harus menjalani hukuman 2 tahun 6 bulan penjara. PPKA Stasiun Kebayoran Lama, Umrihadi divonis 10 bulan penjara.
Tragedi tragis di Bintaro ini memakan banyak korban jiwa. Sedikitnya 153 orang tewas dan 300 orang luka-luka. Jumlah pastinya sulit diketahui karena banyak penumpang gelap yang tidak terdaftar.
Para korban dibawa ke tujuh rumah sakit terdekat, termasuk RS Cipto Mangunkusumo yang menjadi titik rujukan. Presiden Soeharto bahkan menjenguk para korban di rumah sakit.
Tragedi yang sama terulang kembali. Tragedi Bintaro II pada 9 Desember 2013 menyebabkan lima orang tewas dan puluhan lainnya luka-luka. Kejadian tersebut terjadi saat kereta Commuter Line menabrak kapal tanker bahan bakar minyak sehingga menyebabkan sebagian gerbong terguling dan menimbulkan kebakaran hebat.
Diduga truk tersebut menerobos pembatas pintu yang diturunkan petugas. Gerbang kereta api di Bintaro, seperti banyak perlintasan kereta api di Jabodetabek, rentan terhadap bahaya karena banyak perlintasan yang tidak dijaga.