BOGORINSIDER.com -- Rusia melalui kekuatan roketnya telah memuat sebuah rudal balistik antarbenua yang dilengkapi dengan kendaraan plane glider berkekuatan nuklir Avangard ke dalam sebuah silo peluncuran di selatan Rusia.
Hal ini diumumkan melalui siaran saluran televisi Kementerian Pertahanan Rusia, seperti dikutip dari Al Jazeera pada 21 November 2023.
Presiden Vladimir Putin memperkenalkan kendaraan plane glider Avangard pada tahun 2018, menyebutnya sebagai respons terhadap pengembangan senjata generasi baru oleh Amerika Serikat.
Baca Juga: 6 Inspirasi Desain Dapur Minimalis Mengusung Konsep Khas Korea, Pilihan Favorit Para Milenial!
Sistem hypersonic Avangard dirancang untuk dipasang pada rudal balistik antarbenua, memungkinkannya melepaskan diri dari roket dan bermanuver di luar jalur roket dengan kecepatan hypersonic hingga 27 kali kecepatan suara (sekitar 21.000 mil per jam atau 34.000 kilometer per jam) saat mendekati sasaran.
Saluran televisi Zvezda yang dimiliki oleh Kementerian Pertahanan Rusia pada hari Kamis menayangkan proses pengangkutan sebuah rudal balistik menuju silo peluncuran, perlahan-lahan diangkat ke posisi vertikal, dan kemudian diturunkan ke dalam sumur di wilayah Orenburg dekat Kazakhstan.
Baca Juga: Ide Desain Pantry Dapur Minimalis, Bikin Suasana Memasak jadi Nyaman dan Tertata Rapih
Ini bukan kali pertama Rusia memasang rudal yang dilengkapi dengan Avangard, karena sebelumnya pada tahun 2019, instalasi serupa telah dilakukan di fasilitas Orenburg yang sama.
Sementara Rusia dan Amerika Serikat, sebagai dua kekuatan nuklir terbesar di dunia, menyatakan penyesalan mereka terhadap disintegrasi yang berkelanjutan dari perjanjian pengendalian senjata yang bertujuan untuk melambatkan perlombaan senjata Perang Dingin dan mengurangi risiko perang nuklir.
Keduanya juga sedang mengembangkan berbagai sistem senjata baru, termasuk yang bersifat hypersonic, sebagaimana juga yang dilakukan oleh Tiongkok.
Amerika Serikat menggambarkan Tiongkok sebagai pesaing terbesarnya dan Rusia sebagai ancaman terbesar dari negara bangsa.
Sementara Presiden Amerika Serikat, Joe Biden, berpendapat bahwa abad ini akan ditandai oleh persaingan eksistensial antara demokrasi dan otoriter. Rusia.
Di sisi lain, menyatakan bahwa dominasi Amerika Serikat pasca-Perang Dingin tengah runtuh.***