Oleh karena itu, seharusnya barang bukti yang ditemukan oleh polisi dapat dicocokkan dengan sidik jari yang ada di lokasi kejadian.
Selain itu, @creepylogy_ juga mencoba mengidentifikasi kemungkinan rute pelarian pelaku dengan merujuk pada Google Maps, menyoroti lokasi-lokasi di mana pelaku seharusnya terekam oleh beberapa kamera CCTV.
“Kalau dari ujung gang itu ke kanan, jalur pelariannya akan sampai ke Jalan Pajajaran (Amaris Hotel). Ke kiri pun akan berakhir di Jalan Pajajaran. Ini jalan utama Kota Bogor. Ramai. CCTV pasti melimpah,” beber dia.
Dia juga membeberkan, soal pengakuan Pamannya Noven, Martinus yang menyebut bahwa sebelum kejadian, ada desas-desus pembunuhan yang beredar dari mulut ke mulut di lingkungan pertemanan anaknya.
“Dia telah menyampaikan hal itu kepada polisi, tetapi diabaikan,” tulis dia lagi.
Dia akhir-akhir utasnya, sambil menandai akun X Polresta Bogor Kota, dia pun berharap dengan Kasatreskrim baru Kompol Rizka Fadilah, kasus ini bisa terbongkat, mengingat Kompol Rizka memiliki rekam jejak bagus, juga amat paham Jawa Barat.
“Tidak heran jika investigasi pembunuhan Noven diaktifkan lagi,” isi cuitannya.
Karena menurut dia, kasus pembunuhan Noven terlalu aneh bila tidak terungkap.
“Wong tinggal menyesuaikan sidik jari dengan data kependudukan, kemudian intai, tangkap. Dibantu dengan sketsa wajah melalui CCTV, keterangan saksi, seharunya publik tidak dibikin gemas, Inafis Polri itu canggih kok, tinggal niatnya aja,” akhir cuitannya mengenai pembunuhan Noven.
Utas itu pun ramai dikomentari netizen. Mereka pun banyak yang ikutan geregetan dengan kasus pembunuhan Noven.
“Ini emang kasus rada aneh, pelaku jelas bngt ke tangkep cctv trs pasti sidik jari nya adaa. Tapi kok masih blm ketangkep? Di balik nya ada siapa anjir, kalo begini pasti ada orang yg ngelindungin kann?” balasan dari akun @_bbyfullsun.
Ada lagi balasan dari aku @kogoromilenial yang menuliskan ‘Jessica Wongso yang ga begitu keliatan aja bisa sampe vonis, ini yang jelas keliatan dan ninggalin banyak barbuk bisa2nya jalan di tempat’.***