Warga Cibinong Bogor Geger Temuan Buaya Dua Meter di Saluran Irigasi, Diduga Peliharaan Lepas

BOGORINSIDER.com – Suasana tenang khas malam hari di Cibinong mendadak berubah menjadi heboh pada Senin dini hari, 16 Juni 2025.

Saat sebagian besar warga sedang terlelap, tiga pemuda yang tengah nongkrong santai di depan rumah mereka dikejutkan oleh suara aneh yang berasal dari saluran irigasi di sekitar permukiman.

Awalnya, suara tersebut terdengar seperti riak air biasa. Namun, semakin diperhatikan, gerakan air itu tampak tak biasa—seolah ada makhluk besar yang sedang bergerak perlahan.

Rasa penasaran mendorong ketiganya untuk mendekat. Betapa terkejutnya mereka ketika melihat seekor buaya sepanjang sekitar dua meter sedang menyusuri saluran air tepat di depan rumah.

Salah satu dari mereka, Arif, sempat terpaku karena tidak percaya dengan apa yang dilihatnya. Namun, tanpa pikir panjang, mereka segera bertindak cepat.

Dengan keberanian dan kekompakan, ketiganya berhasil menangkap buaya tersebut.

Kabar penemuan buaya ini dengan cepat menyebar ke warga sekitar. Dalam waktu singkat, rumah yang sebelumnya sepi berubah menjadi pusat perhatian.

Puluhan warga berdatangan, sebagian mengabadikan momen langka tersebut, sementara lainnya hanya bisa terdiam menyaksikan kejadian yang tak terduga.

Setelah berhasil diamankan, kejadian tersebut dilaporkan kepada Dinas Pemadam Kebakaran Kabupaten Bogor.

Komandan Regu 2 Rescue Damkar, Muhamad Ridwan, bersama timnya segera turun ke lokasi dan melakukan koordinasi dengan warga.

Menurut Ridwan, besar kemungkinan buaya itu bukan berasal dari habitat liar.

Hal ini diduga karena saat diamankan, buaya tampak tenang dan tidak menunjukkan perilaku agresif sebagaimana umumnya buaya liar.

"Kalau buaya liar biasanya galak atau berusaha melarikan diri. Tapi yang satu ini justru tenang, seperti sudah terbiasa dengan manusia," ujar Ridwan kepada wartawan.

Karena khawatir akan menimbulkan kepanikan akibat kerumunan warga yang terus berdatangan, buaya tersebut sementara diamankan oleh petugas sebelum diserahkan ke pihak Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) untuk ditangani lebih lanjut.