"Itu kan pelanggaran berat. Kalau kemudian yang bersangkutan itu masih menganggap dirinya sebagai korban itu kan kurang pas, playing victim,” sambung Dosen Hukum Tata Negara FH UII Yogyakarta itu.
Menurutnya pernyataan Anwar Usman sebagai korban fitnah tidak sesuai fakta. Anwar Usman diketahui pernah mengenalkan diri sebagai Ketua MK dan bagian dari keluarga Jokowi. "Itu seolah menunjukkan 'saya sebagai bagian dari keluarga istana' yang butuh rekognisi dari pihak lain," tambahnya.
Menurutnya frasa fitnah yang digunakan Anwar Usman juga tidak pas. Karena pelanggaran etik berat Anwar Usman sudah dibuktikan MKMK. “Kan kata fitnah itu harus dibuktikan kebenarannya. Mekanisme pembuktian itu ada di persidangan MKMK," lanjutnya.
Anang juga menyebut putusan MKMK memang tidak sesuai harapan publik yang menghendaki Anwar Usman dicopot sebagai hakim konstitusi. "Saya pribadi juga kecewa dengan putusan MKMK, tapi itu kan sudah menjadi fakta hukum. Ya sudah kita terima. Masyarakat, saya berharap tidak terlalu memperpanjang masalah ini. Cukup kita fokus pada bagaimana mengawasi MK ke depan, supaya MK tetap bisa menjaga martabatnya," pungkasnya. ***
Artikel Terkait
Aktingnya Menjiwai! Suami Pembunuh Anak-Istri di Subang 2 Tahun Lalu Sempat Kirim Surat ke Jokowi
Ada yang Pernah Dikunjungi Pak Jokowi! Intip 7 Rekomendasi Kuliner Malam Jogja yang Menggoda Selera
Puan Maharani Angkat Bicara Soal Video Viral Megawati Hempaskan Tangan Jokowi Saat Turun Tangga
Beda Sikap Anies Baswedan, Prabowo dan Ganjar saat Salaman dengan Jokowi, Warganet: Next Presiden 2024
Aturan Tegas Harus Dibuat Jokowi Demi Pembuktian Netralitas Di Indonesia