BOGORINSIDER.com- Jauh sebelum terjadi kecelakaan tragis, ada kisah mengharukan di balik angkernya Terowongan Paledang, Bogor.
Rel perlintasan kereta di sekitar Terowongan Paledang Bogor adalah peninggalan zaman Belanda yang dibuat dengan berdarah-darah.
Bukan saja banjir keringat, tapi tak sedikit pribumi yang menjadi pekerja rodi tewas saat membangun rel di sekitar Terowongan Paledang Bogor yang menghubungkan Bogor ke Sukabumi itu.
Warga setempat percaya jika terowongan Paledang yang sering jadi perlintasan itu memiliki aura mistis.
Sebab, rel itu dibangun dengan nyawa para pekerja rodi.
Menurut orang tua dulu, Belanda mempekerjakan warga Indonsesia yang berasal dari berbagai daerah untuk membuat rel kereta dengan sistem kerja rodi.
Tidak sedikit pekerja yang meninggal saat membuat bantalan kereta yang terbuat dari kayu.
“Katanya banyak perkerja yang meninggal saat membuat bantal rel kereta. Wajar saja kalau sekarang suka terjadi musibah,” kata Ketua RT 03/07 Uus Usman kepada awak media, saat itu.
Apalagi, sejak tragedi berdarah menewaskan 20 muda-mudi yang hendak berkemah di wilayah Sukabumi.
Sejak insiden itu, tak sedikit warga yang sering mendengar suara orang membawa ransel. Namun begitu diamati tak ada sosok yang terlihat.
“Yang sering lihat hantu tanpa kepala anak saya, Mayang. Nggak tahu mereka mau berterima kasih sudah dibantu atau menyampaikan sesuatu, yang pasti tidak mengganggu,” kata salah seorang warga yang tinggal tak jauh dari lokasi, Eneng.
Hingga kini ia pun masih ingat detik-detik tragedi itu terjadi. Dengan mata telanjang ia melihat ransel besar yang biasa dibawa para pendaki berserakan bersama tubuh para pendaki yang meregang nyawa karena menghantam tembok terowongan.
“Ada yang tangan dan kakinya terputus, isi perutnya keluar hingga kepalanya putus. Yang bikin saya merinding saat melihat kepala orang terputus di tempat sampah,” tandasnya.