Cerita horor pengalaman pasien rumah sakit dijaga dan dirawat sosok pasien yang sudah meninggal

Cerita horor ini dialami oleh seorang pasien bernama Marwan. Selama dua minggu, Marwan yang berasal dari Wonokromo menjalani perawatan setelah menjalani operasi usus buntu.

Proses operasi berjalan dengan baik, dan kondisi Marwan semakin membaik dari hari ke hari. Dia hanya perlu menunggu sampai luka operasinya sembuh, dan kemungkinan pulang dalam satu atau dua hari lagi.

Biasanya, keluarganya bergantian menjenguknya di rumah sakit, tetapi malam itu, tidak ada satu pun dari mereka yang datang. Mungkin karena hujan terus menerus sejak sore.

Baca Juga: Cerita horor menyeramkan hantu perempuan mengeluarkan lendir dipoli kandungan Kota Bogor

Sebelumnya, keluarga dan beberapa teman Marwan datang untuk menjenguknya sepanjang hari, tetapi mereka tidak bisa menginap karena kesibukan mereka.

Namun, Marwan tidak terlalu khawatir. Dia merasa semakin sehat dan nyaman. Selain itu, bangsalnya juga cukup ramai dengan pengunjung yang menunggu pasien lain.

Tetapi, malam itu, Marwan tidak bisa tidur sama sekali. Dia mencoba menonton televisi untuk mengusir rasa bosan, tetapi tetap saja tidak bisa tidur.

Merasa bosan dengan keadaan di dalam kamar, Marwan keluar untuk mencari suasana yang berbeda. Mungkin menghirup udara segar di luar bisa membantunya tertidur.

Marwan berjalan di lorong rumah sakit yang panjang yang berada di depan kamarnya. Dia melihat beberapa pengunjung dan suster di sepanjang lorong.

Kemudian, dia tiba di depan lorong yang panjang dan sepi. Suasana yang sunyi membuatnya merasa cemas. Tiba-tiba, dia mendengar suara lift yang sedang turun.

Marwan merasa agak heran karena papan pengumuman di depan lift menyatakan bahwa lift sedang rusak. Tetapi dia segera mengabaikan rasa herannya itu.

Mungkin lift sudah diperbaiki, tetapi mereka lupa untuk melepaskan papan pengumuman tersebut, pikir Marwan. Dia segera kembali ke kamarnya dengan cepat.

Namun, ketika dia berjalan menuju kamarnya, dia merasakan ada langkah-langkah yang mengikutinya dari belakang. Dia semakin mempercepat langkahnya, tanpa berani menoleh.