BOGORINSIDER.com --Sore hari Rabu, saya menerima pesan WhatsApp dari teman saya. Pesannya adalah permintaan agar saya mengantarkannya ke majelis guru kami di Tuban untuk berobat.
Saya segera menyetujui dan memberi tahu dia bahwa besok pagi jam 8 saya akan sampai di rumah saya.
Tujuannya adalah agar kami bisa tiba di majelis sebelum waktu dzuhur dan bersama-sama melakukan sholat berjamaah dengan kyai guru.
"Saya bisa mandi di rumahmu, ya?" tanya teman saya.
"Ya," saya menjawab pesannya sekitar jam 7 pagi.
Baca Juga: Cerita nyata horor menegangkan dan aneh, terjebak di lift hingga diganggu sosok nenek mungil
Tidak lama setelah saya duduk di depan rumah, sepeda motor Vario putih melaju dengan cepat dan berbelok ke arah rumah saya.
"Hebat, kamu datang tepat waktu, Don. Sudah jam setengah 8, bukan?" saya bertanya.
"Iya, saya sebenarnya ingin mampir ke rumahmu setelah mengantarkan adik saya ke sekolah tadi, San, tapi rencana itu tidak terlaksana," jawab Don.
"Oh, adikmu sekolah di SMK mana?" saya tanya.
"Di SMK Kota," jawab Don.
Jam setengah 8, saya dan Doni berangkat dari Kediri, naik motor bersama. Perjalanan kami melewati dua kota, Nganjuk dan Bojonegoro. Saat kami tiba di Bojonegoro, seperti biasa, kami berhenti di warung favorit saya untuk istirahat. Di warung itu, kami makan nasi seharga tiga ribu rupiah, yang berisi nasi dan tahu bumbu tahu asin pedas.
"Don, kamu mau kopi atau teh?" tanya saya.
"Saya hanya ingin teh hangat," jawab Don.