Kisah nyata cerita horor sekumpulan keluarga mendaki kaki Gunung Salak, bertemu sosok manusia kepala ular

Pilihan kami ternyata tepat. Area perkemahan sangat sepi dan bersih karena baru-baru ini dibersihkan oleh pengelola setelah perayaan tahun baru. Meskipun sepi pengunjung, warung-warung lokal tetap buka 24 jam untuk mencari nafkah.

Saya tidak akan menyebutkan lokasi tepatnya demi menjaga nama baik dan kredibilitas pengelola perkemahan yang telah kami anggap profesional.

Kami menghabiskan malam dengan berfoto dan tertawa bersama, mendengarkan cerita-cerita ringan dari salah satu anggota keluarga.

Baca Juga: Kisah nyata cerita horor alami gatal-gatal karena dukun santet kirimkan sosok jin ke dalam tubuhnya

Meskipun sesekali ada penjaga keamanan yang menggunakan senter untuk mengusir anjing-anjing hutan yang berkeliaran di sekitar tenda setelah acara bakar-bakaran.

Keesokan paginya, kami bangun kesiangan dan melaksanakan shalat subuh. Sesekali kami mengambil foto dengan latar belakang matahari terbit di antara puncak Gunung Gede Pangrango di timur laut, yang sangat jelas terlihat dari area perkemahan.

Ketika kami melihat hasil foto kami di kamera DLSR, kami terkejut karena sebagian besar dari mereka memiliki efek bokeh berwarna merah dan oranye, serta siluet merah.

Kami mencoba berpikir positif, mengaitkannya dengan api unggun meskipun kamera sudah diatur untuk mengambil gambar di malam hari dengan minim cahaya, dan meskipun kami menggunakan mode default dengan flash.

Yang benar-benar mengejutkan adalah pada beberapa foto lainnya, terlihat sosok yang menyerupai wajah manusia berwarna merah, kepala harimau, dan ular naga. Kami yang melihatnya langsung memutuskan untuk tidak memberitahukan hal ini kepada anggota keluarga lainnya agar tidak mengganggu kegembiraan acara kemah keluarga kami.

Kemudian, kami menjelajahi trek alam untuk mencapai air terjun. Kami mengunjungi beberapa air terjun yang indah meskipun cuacanya panas, tetapi tetap teduh di bawah kanopi alam yang tersusun dari pohon-pohon besar dan akar-akar raksasa yang bergelantungan. Perjalanan kami diam-diam diikuti oleh beberapa orang pengelola untuk memastikan keselamatan kami di trek yang berbahaya.

Trek yang kami lalui adalah jalan setapak yang beberapa bagian sudah licin akibat air hujan dan longsoran tanah. Sebenarnya, trek ini adalah trek lama yang lebih panjang daripada yang disarankan oleh tim pengelola.

Meskipun demikian, semua trek berakhir di perkemahan kami. Di air terjun yang menjadi tujuan kami, kami berhenti untuk berenang dan membersihkan diri sebelum melanjutkan perjalanan kembali ke perkemahan. Beberapa orang dari pengelola sudah tidak lagi mengikuti kami.

Baca Juga: Cerita nyata horor menegangkan dan aneh, terjebak di lift hingga diganggu sosok nenek mungil