BOGORINSIDER.com --Di tengah kawasan Pondok Udik yang ramai, di Kecamatan Kemang, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, terdapat sebuah pemukiman penduduk yang memiliki keturunan Tionghoa. Mereka memiliki pemakaman yang khas, berbeda dari kelompok etnis lainnya.
Pemukiman Tionghoa di Kemang memiliki keterkaitan dengan pemukiman serupa di Kampung Baru, Kecamatan Tajurhalang, Kabupaten Bogor.
Namun, yang membedakan adalah bahwa pemukiman Tionghoa di Kemang lebih padat dan penduduknya lebih berasal dari berbagai etnis yang berbeda.
Baca Juga: Kisah rumah angker dan teriakan misterius, hingga misterikKeluarga lusi korban ritual presugihan
Ketika melakukan penelusuran, kami mendengar cerita dari penduduk setempat tentang sejarah asal-usul warga di daerah ini.
Salah satunya adalah Lian Lie (43), yang akrab dipanggil Ci Lian. Sehari-harinya, Ci Lian berjualan makanan kecil di dekat sekolah-sekolah TK, SD, dan SMP di tempat tersebut.
“Iya benar, daerah Kemang sini sebenarnya sama asal-usulnya dengan Kampung Cina di Kampung Baru, namun di sini sudah banyak warga dari etnis Batak, Jawa, dan etnis lainnya,” kata Lian. Ibu beranak tiga itu telah selesai merapikan dagangannya dan duduk seolah siap untuk bercerita.
Menurut cerita leluhur Ci Lian, pemukiman warga peranakan di daerah Kemang diperkirakan sudah ada sejak abad ke-18, terutama pasca tragedi berdarah di Batavia tahun 1740. Kala itu, banyak etnis Tionghoa dibantai pasukan VOC karena dituduh akan melakukan pemberontakan.
Sebagian berhasil kabur menyelamatkan diri. Konon, salah yang menjadi pemukiman bagi para pelarian adalah daerah Kemang, Kabupaten Bogor yang dahulu masih banyak diliputi hutan.
Baca Juga: 6 Tips desain interior ventilasi nuansa vintage untuk mempercantik rumah minimalis anda
Tak jauh dari tempat Ci Lian berjualan terdapat sejumlah kompeks pemakaman Tionghoa. Jumlah makamnya tak kurang dari 50 buah. Bagi Lian, area makam itu sudah sangat dikenalnya.
“Makam ini sudah ada sejak era Kolonial. Jadi, sejak kecil saya sudah akrab dengan makam itu,” katanya.
Memang, tidak semua etnis Tionghoa dimakamkan dengan cara dikubur. Ada sejumlah keluarga yang memilih mengkremasi dan menyimpan abunya di meja abu di rumah mereka masing-masing. Maka tak heran, bila jumlah nisan di pemakaman itu jumlahnya masih puluhan.
Tiba-tiba, Lian membelokkan percakapannya pada persoalan yang belum saya tanyakan. “Saya sudah biasa juga, sering melihat penampakan di makam itu. Apalagi, dulu waktu masih gelap dan hanya menggunakan lampu minyak tanah, hampir tiap hari ada penampakan sosok aneh,” katanya.
Artikel Terkait
7 Tips inspirasi desain interior ventilasi udara dari bahan kayu yang Eeektif untuk kamar tidur dan hunianmu
6 Tips inspirasi desain ventilasi udara untuk kamar mandi yang sehat dan segar, bikin betah berlama-lama
6 Tips inspirasi ventilasi udara untuk dapur minimalis, memasakmu lebih nyaman tanpa ada rasa pengap
6 Tips inspirasi desain ventilasi yang optimal di depan bak cuci piring, ciptakan momen yang nyaman
6 Tips interior ventilasi udara bergaya Japandi, ciptakan hunianmu semakin estetik dan nyaman