BOGORINSIDER.com --Ada aroma lembap yang khas ketika pertama kali melangkah ke dalam Taman Nasional Alas Purwo. Udara di sini terasa lebih tebal, seperti menyimpan rahasia.
Di antara rimbunnya pohon jati dan nyiur, desiran angin membawa bisikan alam sekaligus legenda yang tak lekang oleh waktu.
Alas Purwo bukan sekadar hutan. Ia adalah kisah tua yang hidup, tempat di mana mitos dan ekosistem berpadu menjadi satu.
Terletak di ujung timur Pulau Jawa, kawasan ini menjadi saksi bisu sejarah, spiritualitas, dan keindahan alam yang tak tertandingi.
Legenda yang Membentuk Identitas Alas Purwo
Nama “Alas Purwo” berasal dari bahasa Jawa kuno yang berarti hutan awal mula. Menurut kepercayaan masyarakat sekitar, hutan ini dipercaya sebagai tempat pertama kali munculnya daratan di Pulau Jawa.
Dari sinilah kehidupan dimulai, dan karena itu pula banyak orang menganggap kawasan ini sebagai tempat yang sakral.
Tidak sedikit masyarakat datang untuk berziarah atau mencari ketenangan batin di gua-gua yang tersebar di dalam taman nasional, seperti Gua Istana, Gua Padepokan, dan Gua Mayangkoro. Konon, beberapa tokoh spiritual dan peziarah memilih bermeditasi di sini untuk mencari pencerahan.
Namun di balik kisah mistisnya, Alas Purwo menyimpan harta karun ekologi yang luar biasa. Inilah kawasan konservasi yang menjaga kelestarian flora dan fauna langka di Jawa Timur.
Baca Juga: Pulau Merah Wisata Banyuwangi, Pesona Senja dan Ombak yang Tak Pernah Padam
Surga Alam dan Kehidupan Liar
Menjelajah Alas Purwo seperti masuk ke dunia yang belum tersentuh zaman. Ratusan jenis tumbuhan tropis tumbuh lebat, dan suara burung menggema di udara. Di dalam hutan, hidup ratusan banteng Jawa, rusa timor, macan tutul, ajag, hingga berbagai jenis burung endemik yang hanya bisa ditemukan di kawasan ini.
Salah satu kawasan paling menarik di Alas Purwo adalah Savana Sadengan sering disebut “mini Afrika-nya Jawa Timur”. Dari menara pandang, wisatawan bisa melihat kawanan banteng, kijang, dan merak hijau berkeliaran bebas di hamparan rumput luas.
Waktu terbaik untuk berkunjung adalah pagi atau sore hari, ketika hewan-hewan keluar mencari makan dan sinar matahari menciptakan bayangan keemasan di savana.
Pantai Plengkung: Surga Para Peselancar Dunia
Selain hutan dan savana, Alas Purwo juga menyimpan salah satu pantai paling terkenal di dunia Pantai Plengkung, atau yang lebih dikenal sebagai G-Land. Pantai ini menjadi legenda di kalangan peselancar internasional karena ombaknya yang bisa mencapai enam meter dan menggulung sempurna hingga sejauh 2 kilometer.