BOGORINSIDER.com --Gelap masih menyelimuti lereng gunung ketika langkah demi langkah mulai terdengar.
Udara dingin menampar wajah, sementara senter di kepala menerangi jalan setapak yang penuh kabut.
Di balik kesunyian dini hari, ratusan orang mendaki menuju satu tujuan: Kawah Ijen tempat api biru menari di tengah gelap malam.
Perjalanan Menuju Cahaya Biru
Bagi banyak orang, mendaki Kawah Ijen bukan sekadar perjalanan wisata, melainkan pengalaman spiritual dan fisik. Pendakian dimulai sekitar pukul dua dini hari dari Pos Paltuding, titik awal yang sudah dilengkapi warung kopi dan tempat istirahat sederhana.
Suhu bisa turun hingga 8 derajat Celsius, dan kabut tipis menambah suasana misterius.
Baca Juga: Pulau Merah Wisata Banyuwangi, Pesona Senja dan Ombak yang Tak Pernah Padam
Perlahan, rombongan pendaki menanjak. Napas mulai terasa berat di ketinggian, tapi semangat tidak surut. Dari kejauhan, samar-samar tampak nyala biru di antara batuan hitam tanda bahwa api biru legendaris sudah dekat.
Fenomena blue fire inilah yang membuat Kawah Ijen mendunia. Hanya ada dua tempat di dunia yang memiliki api biru alami seperti ini Kawah Ijen di Indonesia dan Gunung Dallol di Ethiopia.
Api ini bukan berasal dari magma, melainkan dari gas belerang yang terbakar saat keluar dari celah batu dengan suhu ekstrem.
Keindahan yang Lahirlah dari Api dan Asap
Setibanya di bibir kawah, aroma belerang menyengat menusuk hidung. Para penambang yang setiap hari naik-turun gunung itu tetap terlihat tegar.
Mereka membawa pikulan berisi bongkahan belerang kuning seberat puluhan kilogram, melewati jalan curam dan berbahaya.
Baca Juga: Menelusuri Keindahan Alam Windusari dari Sawah hingga Air Terjun
Pemandangan itu seperti potongan kisah manusia dan alam yang saling menantang. Di satu sisi, ada keindahan cahaya biru yang menakjubkan; di sisi lain, ada kerja keras para penambang yang mencari rezeki di tengah bahaya.
Banyak wisatawan yang akhirnya tak hanya terpukau oleh panorama, tapi juga tersentuh oleh keteguhan hati manusia yang bekerja di sana.
Artikel Terkait
Teluk Rubiah: Harmoni Alam dan Kehidupan Pesisir di Ujung Muntok
Heritage Walk Muntok: Wisata Sejarah yang Hidup di Setiap Langkah
Menikmati Kopi dan Kenangan di Kafe-Kafe Tepi Pantai Muntok
Keindahan Bukit Menumbing, Wisata Alam dan Sejarah di Bangka Barat
Wisata Edukasi Tambang Timah: Belajar dari Perut Bumi Bangka