BOGORINSIDER.com — Ada sesuatu yang magis dari secangkir kopi di tepi laut. Di Muntok, Bangka Barat, kopi bukan hanya minuman pagi, tapi bagian dari kehidupan. Setiap tegukan menyimpan cerita tentang laut, tentang waktu, dan tentang kebersamaan yang sederhana.
Kopi sebagai Identitas Pesisir
Muntok dikenal sebagai kota tua yang kaya sejarah, tapi sedikit yang tahu bahwa ia juga menyimpan tradisi kopi yang kuat. Di rumah-rumah warga, aroma robusta lokal sering kali menjadi tanda hari baru dimulai.
Kopi Muntok memiliki cita rasa khas: sedikit pahit dengan sentuhan asin lembut, hasil dari tanah berpasir di pesisir dan udara laut yang lembap.
Bagi warga setempat, kopi bukan sekadar minuman, melainkan bahasa persahabatan. Di mana ada kopi, di situ ada obrolan. Di mana ada obrolan, di situ ada kenangan.
Baca Juga: Heritage Walk Muntok: Wisata Sejarah yang Hidup di Setiap Langkah
Kafe-Kafe Tepi Pantai: Ruang Cerita yang Hidup
Beberapa tahun terakhir, Muntok mulai memunculkan wajah baru lewat kafe-kafe kecil di tepi pantai. Nama-namanya sederhana: Kopi Laut, Kafe Menumbing View, atau Tepi Senja. Semuanya menawarkan hal yang sama pemandangan laut yang menenangkan, kopi yang harum, dan suasana yang membuat waktu terasa melambat.
Duduk di kursi kayu menghadap laut, sambil menikmati kopi hangat, angin laut membawa aroma asin yang berpadu dengan uap kopi. Beberapa pengunjung datang sendiri, merenung, sementara yang lain tertawa bersama teman lama.
Kopi menjadi jembatan antara kesunyian dan percakapan, antara laut dan daratan.
Cerita dari Barista Pesisir
Di salah satu kafe kecil dekat Pantai Tanjung Kalian, seorang barista muda bernama Rafi bercerita sambil menuangkan kopi dari dripper.
“Orang datang ke sini bukan cuma buat minum kopi,” ujarnya pelan. “Mereka datang buat istirahat dari dunia, buat ingat sesuatu yang mereka lupa.”
Rafi menggunakan biji kopi lokal dari petani Bangka Barat. Ia menyangrai sendiri dengan alat sederhana di belakang rumah. Hasilnya: aroma khas yang earthy dengan sedikit rasa mineral laut. “Kopi Muntok itu jujur,” tambahnya. “Nggak berlebihan, tapi berkesan.”
Kenangan di Setiap Tegukan
Bagi banyak pengunjung, kafe tepi pantai di Muntok bukan sekadar tempat nongkrong, melainkan ruang nostalgia.
Beberapa warga lama sering datang sore-sore hanya untuk mengingat masa kecil mereka bermain di dermaga, sementara generasi muda datang untuk mencari inspirasi atau sekadar menikmati senja.
Di waktu senja, langit Muntok berubah jingga keemasan. Bayangan orang-orang di kafe tampak siluet di bawah sinar matahari yang mulai tenggelam.
Laut berkilau, cangkir-cangkir beradu pelan di meja, dan tawa ringan terdengar di antara musik pelan yang diputar dari speaker bambu.
Artikel Terkait
Jelajah Curug-Curug Sunyi Hidden Gem Bogor, Pesona Destinasi Wisata Alam yang Belum Tersentuh
Nikmati Destinasi Wisata Kampung Wisata di Kaki Gunung Salak Bogor, Tradisi yang Tetap Hidup di Tengah Alam
Rehat Dari Hiruk Pikuk di Tengah Kota, Destinasi Wisata Kebun Raya Bogor dan Kisah Abadi di Balik Pohon Tua
Menikmati Beberapa Destinasi Wisata Bogor di Malam Hari, Kuliner, Musik, dan Pemandangan Kota
Rute Destinasi Wisata Sehari di Bogor Wajib Kamu Coba Dari Kopi Pagi hingga Senja di Puncak