Mungkin, inilah yang disebut romantisme pesisir di mana kopi dan kenangan menyatu menjadi satu rasa yang sulit dilupakan.
Baca Juga: Teluk Rubiah: Harmoni Alam dan Kehidupan Pesisir di Ujung Muntok
Kopi Sebagai Warisan dan Harapan
Pemerintah daerah kini mulai mendorong pengembangan wisata kopi di Muntok.
Melalui program “Coffee Heritage Muntok”, para petani, barista, dan pemilik kafe diajak bekerja sama mempromosikan kopi lokal sebagai bagian dari identitas kota.
Tujuannya bukan sekadar ekonomi, tapi juga pelestarian budaya minum kopi yang telah menjadi tradisi turun-temurun.
“Kopi bukan sekadar bisnis,” kata Rafi lagi. “Ini tentang cara kita menghargai waktu, berbagi cerita, dan menjaga kebersamaan.”
Kopi Muntok, dengan cita rasanya yang khas dan kisah yang menyertainya, seolah mengingatkan kita bahwa keindahan tidak selalu datang dari hal besar kadang, cukup dari secangkir kecil yang dibuat dengan hati.
Di akhir hari, Muntok bukan hanya tentang bangunan tua atau pantai yang indah. Ia adalah kota yang tahu cara menghargai waktu dengan kopi di tangan dan laut di depan mata.
Ketika matahari tenggelam di cakrawala dan aroma kopi masih menempel di udara, kita sadar bahwa kebahagiaan bisa sesederhana duduk diam, memandangi laut, dan menikmati hangatnya kenangan yang dituangkan dalam secangkir kopi.
Artikel Terkait
Jelajah Curug-Curug Sunyi Hidden Gem Bogor, Pesona Destinasi Wisata Alam yang Belum Tersentuh
Nikmati Destinasi Wisata Kampung Wisata di Kaki Gunung Salak Bogor, Tradisi yang Tetap Hidup di Tengah Alam
Rehat Dari Hiruk Pikuk di Tengah Kota, Destinasi Wisata Kebun Raya Bogor dan Kisah Abadi di Balik Pohon Tua
Menikmati Beberapa Destinasi Wisata Bogor di Malam Hari, Kuliner, Musik, dan Pemandangan Kota
Rute Destinasi Wisata Sehari di Bogor Wajib Kamu Coba Dari Kopi Pagi hingga Senja di Puncak