Warga setempat juga menyediakan homestay sederhana bagi wisatawan yang ingin bermalam dan merasakan suasana desa di bawah kaki Gunung Salak.
3. Kampung Wisata Rancamaya: Desa Modern dengan Jiwa Tradisional
Tak jauh dari pusat Kota Bogor, Kampung Wisata Rancamaya menawarkan konsep wisata edukatif dengan sentuhan modern. Meski sudah berkembang, warga tetap mempertahankan nilai-nilai tradisi dan keramahan khas Sunda.
Baca Juga: Menyapa Senja Eksotis di Pantai Batu Rakit, Permata Tersembunyi Bangka Barat
Kamu bisa belajar membuat kerajinan tangan, menanam padi di sawah, atau ikut kelas memasak makanan khas seperti pepes ikan dan sayur asem.
Alamat: Jalan Rancamaya, Kelurahan Harjasari, Kecamatan Bogor Selatan.
Tiket masuk: Rp25.000 per orang.
Jam buka: 08.00–17.00 WIB.
Kegiatan menarik: Outbound anak, wisata edukasi pertanian, dan kuliner desa.
Desa ini sering dikunjungi rombongan sekolah dan keluarga yang ingin mengenalkan anak-anak pada kehidupan pedesaan yang ramah lingkungan.
4. Kampung Budaya Sindang Barang: Jejak Kerajaan Pajajaran
Kampung Budaya Sindang Barang adalah kampung wisata budaya tertua di Bogor yang memiliki sejarah panjang. Menurut catatan, wilayah ini dulunya merupakan pusat kebudayaan Kerajaan Pajajaran.
Kini, Sindang Barang menjadi pusat pelestarian seni Sunda—mulai dari angklung gubrak, tarian tradisional, hingga permainan rakyat seperti egrang dan bakiak. Pengunjung bisa menyaksikan pertunjukan budaya setiap akhir pekan atau saat digelar festival adat.
Alamat: Jalan Endang Sumawijaya No. 3, Desa Pasir Eurih, Kecamatan Tamansari, Kabupaten Bogor.
Tiket masuk: Rp35.000 per orang (dewasa), Rp25.000 (anak-anak).
Jam buka: 08.00–17.00 WIB.
Kegiatan menarik: Workshop gamelan Sunda, belajar tarian tradisional, dan pertunjukan budaya mingguan.
Tempat ini juga memiliki area penginapan berbentuk rumah adat dengan harga mulai Rp350.000 per malam untuk dua orang—pengalaman yang autentik bagi pecinta budaya.
Tradisi yang Tak Sekadar Dipertontonkan
Yang menarik dari kampung wisata di lereng Gunung Salak bukan sekadar atraksi, tapi keaslian. Setiap warga masih menjalankan kegiatan harian dengan nilai gotong royong yang kuat.
Artikel Terkait
Menyusuri Malam di Wates: Nikmatnya Sate Klathak Pinggir Jalan dan Wedang Uwuh
Dari Wates ke Laut Selatan: Sensasi Naik Kereta ke Pantai Glagah
Staycation di Wates: Menemukan Tenang di Penginapan Bernuansa Pedesaan Jawa
Festival Budaya Wates 2025: Pesta Seni dan Kreativitas Anak Muda Kulon Progo
Menelusuri Sejarah Bangka di Kota Tua Muntok yang Memikat