Kegiatan ini memperkuat rasa solidaritas warga, sekaligus menanam nilai-nilai keberlanjutan. Anak-anak ikut menyiram tanaman, orang tua menyiangi rumput, dan remaja mengelola akun media sosial kebun mereka.
Baca Juga: Dari Sampah ke Seni: Gerakan Kreatif Ramah Lingkungan di Bogor
Dampak yang Lebih Luas
Dinas Pertanian Kota Bogor mencatat, sejak 2023 terdapat lebih dari 80 lokasi urban farming aktif di seluruh kota.
Beberapa di antaranya bahkan sudah menghasilkan produk jual seperti selada hidroponik dan bibit tanaman herbal.
“Urban farming bukan hanya tentang tanaman, tapi juga tentang kemandirian pangan,” ujar Kepala Dinas Pertanian.
Tren ini membantu mengurangi limbah organik rumah tangga, menurunkan suhu lingkungan, dan menciptakan ruang hijau baru di kawasan padat penduduk.
Refleksi: Menanam, Bukan Sekadar Berkebun
Urban farming di Bogor adalah bukti bahwa keterbatasan bukan penghalang untuk berbuat sesuatu bagi bumi.
Dari pipa bekas hingga pot kecil di jendela, setiap langkah kecil menumbuhkan harapan besar.
Rudi menatap kebunnya yang sederhana sambil berkata, “Dulu saya pikir saya cuma menanam sayur. Sekarang saya tahu, saya sedang menanam masa depan.”
Dan di kota yang selalu diselimuti hujan, mungkin memang tidak ada tempat yang lebih cocok untuk menanam harapan selain di sini di Bogor, kota yang terus tumbuh hijau di antara beton dan mimpi.
Artikel Terkait
Pantai Marina Semarang, Tempat Destinasi Wisata Santai Menikmati Senja di Laut Utara Bersama Keluarga
Nikmati Weekend Liburanmu Bersama Keluarga ke Destinasi Wisata Seru di Eco Art Park Sentul
JungleLand Sentul, Taman Hiburan Keluarga di Tengah Alam Bogor dengan Petualangan Seru
Tren Baru: Gaya Hidup Ramah Lingkungan di Bogor
Dari Kompos Hingga Sepeda Lipat: Gerakan Hijau Warga Bogor