Satelit Pemburu Metana Senilai Rp1,4 Triliun Milik Google dan Bezos Hilang, Misi Iklim Terancam Gagal

Baca Juga: Menkomdigi Tegaskan Apple dan Google Harus Segera Daftar PSE atau Hadapi Pemblokiran

Tim EDF menyebut beberapa perangkat lunak mungkin bisa digunakan kembali, namun belum dapat memastikan apakah satelit baru akan dikembangkan untuk menggantikan MethaneSat.

Kehilangan ini menambah kekhawatiran karena satelit lain seperti CarbonMapper dan Sentinel-5P yang mengandalkan instrumen TROPOMI juga mendekati akhir masa operasional.

Jika tak segera ditanggulangi, dunia akan kehilangan sejumlah alat utama dalam pemantauan gas rumah kaca, yang krusial untuk menangani perubahan iklim global.