BOGORINSIDER.com -- Sebuah satelit bernama MethaneSat, yang diluncurkan dengan biaya mencapai USD 88 juta atau sekitar Rp1,4 triliun dan mendapat dukungan dari Google serta miliarder Jeff Bezos, dilaporkan hilang dari jangkauan komunikasi.
Satelit yang dirancang untuk mendeteksi dan memantau emisi gas metana itu kini membuat misi pelacakan sumber gas rumah kaca yang signifikan bagi pemanasan global terancam gagal total.
Baca Juga: Apple Resmi Luncurkan iOS 18.5 dengan Fitur Satelit dan Pembaruan Lain
MethaneSat awalnya diluncurkan tahun lalu menggunakan roket milik SpaceX, sebagai bagian dari proyek pengawasan iklim global yang digagas oleh Environmental Defense Fund (EDF), organisasi lingkungan yang mengawasi operasional satelit tersebut.
Tujuan utama satelit ini adalah mengumpulkan data selama lima tahun terkait emisi metana, gas rumah kaca yang berkontribusi besar terhadap perubahan iklim.
Namun sejak lebih dari seminggu terakhir, komunikasi dengan MethaneSat terputus. EDF menyampaikan bahwa pihaknya masih menyelidiki penyebab hilangnya kontak dengan satelit tersebut.
Dugaan awal mengarah pada kemungkinan satelit kehilangan daya dan tidak dapat dipulihkan.
MethaneSat memiliki misi krusial untuk mendeteksi sumber-sumber emisi metana dari sektor industri, pertanian, dan tempat pembuangan sampah.
Baca Juga: Google Gandeng TSMC untuk Produksi Chip Pixel 10, Samsung Langsung Lakukan Evaluasi
Berbeda dari kebanyakan satelit pemantau yang dikelola secara privat dan tidak terbuka untuk publik, MethaneSat dirancang agar data yang dikumpulkannya dapat diakses publik, termasuk pemerintah dan ilmuwan, guna meningkatkan transparansi dan pengawasan terhadap emisi gas rumah kaca.
Satelit ini menggunakan instrumen berteknologi tinggi yang sangat sensitif, memungkinkan identifikasi terhadap pelepasan metana skala kecil hingga “super-emitor”.
Ketepatan alat ini sangat penting terutama untuk mendeteksi emisi tersebar seperti dari pertanian, yang selama ini sulit dimonitor.
Saat peluncuran, Google menyatakan optimisme bahwa proyek ini dapat menutupi kekurangan sistem pemantauan metana yang sudah ada.
Google juga memanfaatkan kecerdasan buatan untuk mengolah data dari MethaneSat dan menyusun peta emisi metana global.
Namun kini, dengan hanya satu tahun masa operasional dan hilangnya koneksi, masa depan proyek ini berada dalam ketidakpastian.
Artikel Terkait
Apple Siapkan Mesin Cari Berbasis AI, Google Terancam Kehilangan Sumber Pendapatan Utama
Apple Resmi Luncurkan iOS 18.5 dengan Fitur Satelit dan Pembaruan Lain
Google Perkenalkan Desktop Mode Baru di Android 16 dengan Kolaborasi Samsung
Menkomdigi Tegaskan Apple dan Google Harus Segera Daftar PSE atau Hadapi Pemblokiran
Google Gandeng TSMC untuk Produksi Chip Pixel 10, Samsung Langsung Lakukan Evaluasi