BOGORINSIDER.com -- Loyalitas pengguna iPhone masih tergolong sangat tinggi, namun tren terbaru menunjukkan adanya penurunan perlahan dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.
Hal ini terungkap dari hasil riset yang dilakukan oleh Consumer Intelligence Research Partners (CIRP), yang menunjukkan bahwa 89% pengguna iPhone berencana tetap menggunakan produk Apple saat melakukan upgrade perangkat.
Meskipun angka tersebut menunjukkan mayoritas besar pengguna iPhone tetap setia, namun jika dibandingkan dengan data pada tahun 2021 yang mencatat loyalitas sebesar 94%, terjadi penurunan yang cukup signifikan.
Baca Juga: OpenAI Gaet Jony Ive Kembangkan Perangkat AI, Apple iPhone Terancam?
Penurunan ini menjadi catatan penting bagi Apple yang selama ini dikenal memiliki basis pengguna paling loyal di dunia teknologi.
Sementara itu, CIRP juga mencatat adanya peningkatan konsistensi pada merek pesaing utama Apple, yaitu Samsung.
Meskipun loyalitas pengguna Samsung berada di angka 77%, namun angka ini menunjukkan tren kenaikan sejak tiga tahun terakhir. Pada tahun 2021, tingkat loyalitas pengguna Samsung hanya 68%, naik menjadi 69% pada 2022, dan terus meningkat menjadi 73% di tahun 2023.
Kini angkanya telah menyentuh 77%, menunjukkan bahwa kepercayaan terhadap brand Samsung semakin solid, khususnya di pasar Amerika Serikat.
Salah satu penyebab meningkatnya loyalitas terhadap Samsung adalah keluarnya LG dari pasar ponsel Amerika pada 2021, yang mempersempit pilihan bagi pengguna Android dan menjadikan Samsung sebagai alternatif utama.
Baca Juga: iPhone 7 Plus dan iPhone 8 Masuk Daftar Produk Antik Apple, Tak Lagi Dijamin Suku Cadangnya
Di sisi lain, harga iPhone yang terus meroket dianggap sebagai faktor utama penyebab menurunnya loyalitas pengguna Apple.
Banyak konsumen mulai mempertimbangkan perangkat lain dengan harga lebih terjangkau, terutama di tengah kondisi ekonomi global yang menantang.
Analis teknologi dari Wedbush Securities, Dan Ives, menyampaikan bahwa jika harga iPhone terus naik secara signifikan, bahkan pengguna setia sekalipun bisa memilih untuk pindah ke merek lain.
Ia menganalogikan situasi ini seperti membeli pizza mahal: “Jika seseorang meminta Anda membayar USD 7 untuk sepotong pizza, meskipun itu pizza terbaik, Anda tetap bisa menolak membelinya.”
Skenario lonjakan harga menjadi semakin nyata jika kebijakan tarif tinggi terhadap barang-barang impor dari China kembali diberlakukan, seperti yang pernah direncanakan oleh pemerintahan Donald Trump.
Artikel Terkait
Apple Kembangkan Teknologi Kontrol iPhone dengan Pikiran Melalui Kerja Sama dengan Synchron
Apple Turunkan Harga iPhone 16 di China untuk Saingi Produk Lokal
Apple Kembali Jadi Merek Termahal Dunia dengan Nilai Tembus USD 1,29 Triliun
iPhone 7 Plus dan iPhone 8 Masuk Daftar Produk Antik Apple, Tak Lagi Dijamin Suku Cadangnya
OpenAI Gaet Jony Ive Kembangkan Perangkat AI, Apple iPhone Terancam?