BOGORINSIDER.com - Ramalan Jayabaya telah menjadi bagian dari tradisi mistis dan spiritual masyarakat Jawa selama berabad-abad.
Tokoh legendaris ini, seorang Raja Kediri pada abad ke-12, dikenal bukan hanya sebagai pemimpin bijaksana, tetapi juga sebagai peramal yang mampu meramalkan masa depan Nusantara, khususnya tanah Jawa.
Dalam ramalannya yang terkenal, Jayabaya berbicara tentang siklus kehancuran, penderitaan, dan kebangkitan yang akan dialami oleh Jawa sebelum akhirnya mencapai masa kejayaan atau zaman emas.
Namun, pertanyaannya adalah: apakah benar Ramalan Jayabaya bisa dianggap sebagai kunci rahasia yang membawa Nusantara ke masa kemakmuran dan kejayaan?
Apa Isi Ramalan Jayabaya?
Ramalan Jayabaya yang dikenal sebagai Jangka Jayabaya memiliki berbagai elemen yang dipercaya meramalkan kejadian-kejadian besar dalam sejarah Nusantara.
Ramalan ini menggambarkan siklus yang dialami Jawa, mulai dari masa kehancuran yang diakibatkan oleh masuknya bangsa asing, korupsi, ketidakadilan, hingga datangnya pemimpin adil yang akan membawa kemakmuran dan kesejahteraan bagi rakyat.
Salah satu ramalan yang paling terkenal dari Jayabaya adalah tentang hadirnya sosok Ratu Adil, seorang pemimpin bijaksana yang akan muncul ketika Jawa berada dalam masa krisis.
Ratu Adil ini diyakini sebagai figur yang akan mengakhiri penderitaan rakyat dan memulihkan keadilan, sekaligus membawa tanah Jawa (dan Nusantara) ke masa kejayaan.
Ramalan ini kerap dihubungkan dengan keinginan masyarakat Jawa untuk mencapai era kemakmuran setelah mengalami masa-masa sulit, seperti penjajahan, krisis politik, dan ekonomi.
Kehancuran dan Zaman Emas dalam Ramalan Jayabaya
Ramalan Jayabaya tidak hanya berbicara tentang kejayaan, tetapi juga tentang fase-fase kehancuran yang harus dilalui terlebih dahulu.
Salah satu bagian ramalan menyebutkan bahwa tanah Jawa akan dihancurkan oleh bangsa asing yang "berkulit putih" dan berasal dari arah barat.
Banyak yang percaya bahwa ini merujuk pada masa penjajahan oleh bangsa Eropa, terutama Belanda, yang menguasai Nusantara selama lebih dari 350 tahun.