BOGORINSIDER.com -- Mejelang kontestasi Pilwalkot Kota Bogor 2024, sejumlah nama mencuat ke permukaan di penjuru kota hujan.
Nama-nama kian mengerucut bakal calon siapa pengganti Bima Arya yang telah memimpin kota hujan ini selama dua periode ini.
Menurut Mustakiman, alumni muda IPB University selaku pemerhati politik, sangat penting untuk di bicarakan karena dalam setiap tata kelola, prestasi, keberhasilan dan pencapaian pemerintah daerah harus berjalan secara sustainable atau berkelanjutan dari pemimpin sebelumnya ke pemimpinan yang baru.
Tambahnya lagi, Bima Arya selaku mantan Wali Kota harus turut terlibat dalam kontestasi Pilwalkot ini, dengan alasan konsep pembangunan yang harus berkelanjutan.
Jika narasi itu diterapkan, pertanyaannya siapa pantas menyandang gelar berkelanjutan itu? Jawabannya, Yane Ardian Racham.
“Menurut kabar atau isu yang beredar, Dedie A Rachim yang hari ini didukung PAN masih bisa goyah jika Yane berniat maju pada kontestasi Pilwalkot 2024 Kota Bogor. Ini karena Yane bisa saja mendapat rekomendasi dari PAN dan jika itu terjadi mungkin bukan hal yang mustahil Dedie A Rachim loncat ke Partai Lain.” kata Mustakiman.
Baca Juga: Sempat viral adik ipar Raffi Ahmad mencalonkan diri menjadi bupati Bandung Barat
“Jika Bima Arya mengijinkan dan Yanenya bersedia ini bisa menjadi ancaman bagi Dedie A Rachim dan Bakal Calon Wali Kota lainnya dalam Pilwalkot Bogor. 82,1% tingkat kepuasan kinerja pada Bima Arya yang di realis Founder dan Peneliti Utama Indikator Politik Indonesia, Burhannudin Muhtadi dalam surveinya yang dirilis, Rabu 12 Juni 2024. Ini menjadi Bukti bahwa Bima Arya bisa menjadi daya tarik pemilih atas pencapaiannya membangun Kota Bogor," tambah Mustakiman.
"Kita ketahui konstelasi, koalisi partai, dan rekomendasi masih dinamis karena pendaftaran pasangan calon walikota dan wakil wali kota menurut tahapan itu pada Agustus 2024," tutupnya. (*)