news

Tragedi Bawaslu 2019, Peristiwa Memilukan yang Mencoreng Wajah Demokrasi di Indonesia

Sabtu, 16 Desember 2023 | 08:43 WIB
Tragedi Bawaslu 2019, Peristiwa Memilukan yang Mencoreng Wajah Demokrasi di Indonesia. (Foto/YouTube: @andi syahputra.)

Pukul 10.00 WIB massa berunjuk rasa di depan Bawaslu. Aksi tersebut berlangsung secara kondusif, kooperatif, dan damai. Bahkan koordinator lapangan aksi meminta izin kepada Kapolres Jakarta Pusat untuk berbuka puasa bersama yang dilanjutkan dengan salat Maghrib berjamaah, Isya, dan Tarawih.

2. Pukul 21.00 WIB

Kemudian, sekitar pukul 21.00 WIB, usai salat tarawih, petugas Polres Jakarta Pusat menyarankan mereka untuk bubar. Berdasarkan beberapa imbauan, koordinator aksi mengiyakan, mereka pun akhirnya membubarkan mereka secara tertib, kondusif dan damai.

3. Pukul 23.000 WIB

Namun, pada pukul 23.00 WIB, tiba-tiba muncul massa tak tahu dari mana asalnya, berperilaku anarkis dan provokatif. Mereka berusaha mendobrak pagar keamanan dan memprovokasi petugas. Sesuai SOP, tidak ada tindakan lebih lanjut yang boleh dilakukan setelah larut malam. Petugas menyelesaikannya dengan mekanisme yang ada.

Baca Juga: Sejarah Gunung Salak Bogor, Mulai dari Terakhir Erupsi 85 Tahun Lalu Sampai jadi Jalur Pendakian

Namun massa yang didorong polisi menuju Jalan Sabang dan Wahid Hasyim tidak kooperatif dan malah menyerang. Tak hanya dengan kata-kata, namun juga dengan lemparan batu dan petasan besar ke arah petugas. Massa pada itu sangat brutal.

Polisi mengeluarkan imbauan pembubaran selama hampir lima jam atau hingga pukul 03.00 WIB. Karena tidak mau bekerja sama, massa terpaksa didorong. Massa berpencar menuju Sabang dan terpecah ke beberapa jalan dan gang kecil.

4. Pukul 02.45 WIB

Kemudian pada pukul 02.45 muncul massa lain yang bukan dari massa sebelumnya. Massa yang sebelumnya sudah berhasil dihalau petugas.

5. Pukul 03.00 WIB

Pada saat yang sama, 200 orang berkumpul di KS Tubun, Jakarta Barat. Ada dugaan kuat bahwa hal ini dipersiapkan dan direkayasa. Seperti biasa, menurut Iqbal, kami menyerukan pendekatan. Bahkan Polres Jakarta Barat akan dibantu tokoh-tokoh komunitas FPI.

Namun massa langsung bergerak menuju asrama Mabes Polri di Petamburana. Mereka menyerang asrama Brimob dengan batu, molotov, petasan, dan botol. Di asrama, petugas melakukan penjagaan dan kemudian didorong kembali dengan gas air mata.

Bukannya mundur, massa malah menuju asrama Brimob. Mereka merusak asrama dan membakar beberapa kendaraan yang diparkir di sana. Baik kendaraan pribadi maupun perusahaan.

11 mobil mengalami kerusakan, dengan berbagai kerusakan pada kaca depan. 14 mobil terbakar. Yakni truk Dalmas, mobil Dalmas, dan 11 mobil umum.

Halaman:

Tags

Terkini

Lambannya Perkara Kasus Pelecehan di SD Advent Bekasi

Selasa, 16 Desember 2025 | 13:17 WIB