BOGORINSIDER.com -- Uang panai capai nilai fantastis, seorang wanita bernama Shintia Indah Permatasari mengakhiri kisah hidupnya dengan tragis.
Kisah mengenai Shintia Indah Permatasari terus menjadi sorotan setelah ditemukan meninggal karena menggantung diri di sebuah hotel di Padang.
Namun, yang membuatnya menjadi bukan hanya peristiwa bunuh diri biasa, melainkan akibat dari kegagalan rencana pernikahan.
Penyebab utama kejadian ini adalah tuntutan mahar yang fantastis dari keluarga calon suami, mencapai jumlah Rp500 juta sesuai adat Pariaman.
Shintia, seorang wanita berhati mulia asal Padang, akhirnya terpaksa menyerah pada keputusan keluarga yang menolak pernikahannya dengan Muhammad Hadi.
Diperkirakan, permintaan mahar yang mencuat menjadi pemicu tragedi ini.
Kisah Shintia Indah Permatasari tidak hanya menjadi berita lokal, tetapi juga mendominasi percakapan di dunia maya sebagai trending topic.
Baca Juga: Menanti Nasib Timnas Indonesia U17 dari Hasil Dua Laga, Bisa Lolos Babak 16 Besar Gak Ya?
Media sosial dihebohkan oleh kisah ini, yang menciptakan pertanyaan besar tentang tekanan sosial dan ekonomi dalam hubungan asmara.
Dalam konteks kecil, uang jemputan atau "Japuik," yang seharusnya menjadi simbol kebersamaan, malah menjadi belenggu bagi Shintia.
Ini mencerminkan pertentangan antara tradisi dan hak asasi seorang individu.
Semoga kisah sedih ini dapat menjadi bahan refleksi bagi masyarakat, mengingatkan tentang batasan-batasan adat, serta menekankan pentingnya merangkul cinta dengan tulus tanpa terjerat oleh beban materi.***