Untuk itu, kata Dian, hal tersebut menjadi concern OJK untuk terus memajukan BPD ke depan. Menurutnya, transformasi digital bisa menjadi solusi untuk persoalan likuiditas BPD.
Langkah lainnya, BPD bisa melakukan pengembangan produk dan layanan digital, sehingga bisa menyasar lebih luas nasabah, dan bisa meningkatkan dana murahnya.
Seminar Nasional BPD Seluruh Indonesia dilajutkan dengan talkshow yang menghadirkan dua narasumber Arianto Muditomo Direktur Utama PT Penyelesaian Transaksi Elektronik Nasional (PTEN) dan Eko B. Supriyanto Chairman Infobank Media Group.
Menurut Arianto, transformasi digital itu bukan soal teknologi, tapi bagaimana memberdayakan karyawan dan memuaskan pelanggan atau nasabah. Lalu, bagaimanakah hal itu bisa dilaksanakan dengan baik?
“Ada beberapa hal penting yang saya bisa sharing, di antaranya leader harus memiliki pemahaman digital dengan baik, transformasi yang dilakukan ditujukan bagi sumber daya manusia (SDM), harus mengembangkan digital talent, dan meningkatkan kecerdasan leader terkait digital,” ungkapnya.
Dia melanjutkan, peran leader memang memiliki peran kunci bagi keberhasilan transformasi. Seorang leader di era saat ini, selain memiliki pemahaman digital, juga harus beradaptasi dengan budaya baru yang ada saat ini, dan tuntutan yang berbeda dari masa sebelumnya.
“Sedangkan untuk soal teknologi tidak menjadi prioritas utama, karena pengembangannya bisa dilakukan ataupun berkolaborasi dengan pihak ketiga. Pengembangan teknologi juga harus disesuaikan dengan kebutuhan nasabah, dan tentu harus bisa memuaskan nasabah,” ujarnya.
Sementara, Eko B. Supriyanto mengatakan, transformasi digital bukan sekadar teknologi. Lalu apa?
Transformasi itu soal mindset, dan harus memperhatikan infrastruktur dan lingkungan yang ada. Namun demikian, bukan berarti harus semuanya digital atau digital penuh. Karena, nyatanya banyak perusahaan digital dan startup maupun fintech yang mengalami kegagalan.
"Pasalnya niat dan filosofi pendiriannya ialah soal valuasi, kemudian berniat menjualnya dari valuasi itu"
Jadi, lanjut Eko, jika secara lingkungan dan infrastruktur belum secara penuh digital, maka dirinya menyarankan BPD menjalankan bisnis dan operasionalnya dual system atau hybrid model. “Apalagi dilihat dari karakteriatik BPD, dual system sangat tepat,” kata Eko.
Kunci keberhasilan transformasi bergantung pada organisasi dan leader di BPD. Di tengah perubahan yang makin cepat, organisasi harus bisa lebih gesit. Dan, seorang leader harus memiliki keberanian dan terus belajar serta melakukan eksperimen.
"Transformasi digital membutuhkan persyaratan agar bisa berjalan. Di antaranya, kapabilitas baru, budaya baru, dan model bisnis baru," tutupnya. (*)