BOGORINSIDER.com - Kabupaten Bogor tengah menghadapi persoalan serius terkait tingginya angka pengangguran. Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2024, tercatat sebanyak 210 ribu penduduk Kabupaten Bogor masuk dalam kategori pengangguran terbuka. Angka tersebut setara dengan sekitar 7 persen dari total angkatan kerja yang mencapai 2,8 juta orang.
Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Tenaga Kerja (Disnaker) Kabupaten Bogor, Nana Mulyana, membenarkan validitas data tersebut.
Ia menyatakan bahwa tingkat pengangguran di Kabupaten Bogor saat ini cukup mengkhawatirkan dan memerlukan penanganan lintas sektor.
“Data dari BPS menunjukkan angka pengangguran kita mencapai 210 ribu orang. Ini merupakan angka yang cukup tinggi dan perlu menjadi perhatian bersama,” jelas Nana.
Namun, ia juga mengungkapkan bahwa pihaknya memiliki data tersendiri yang sedikit berbeda. Berdasarkan hasil pendataan mandiri yang dilakukan oleh Disnaker bersama operator desa melalui pendekatan by name by address, ditemukan sekitar 80.600 pengangguran di wilayah Kabupaten Bogor.
Data tersebut disebut lebih representatif dari lapangan dan bahkan menunjukkan angka pengangguran lokal yang berada di bawah rata-rata provinsi dan nasional, yakni sekitar 2,9 persen.
“Kalau kita lihat dari data inovasi berbasis desa yang kita lakukan, angkanya jauh lebih rendah dibanding data BPS. Tapi tetap saja ini jadi pekerjaan besar,” ujarnya.
Tingginya angka pengangguran ini, menurut Nana, disebabkan oleh berbagai faktor.
Di antaranya adalah rutinitas pemutusan hubungan kerja (PHK) yang dilakukan sejumlah perusahaan, serta meningkatnya jumlah lulusan SMA setiap tahunnya yang belum terserap oleh pasar kerja.
Ia menekankan bahwa penyelesaian masalah pengangguran tidak bisa dibebankan hanya kepada Disnaker semata.
Menurutnya, penanganan isu ini harus menjadi tanggung jawab bersama dan melibatkan berbagai sektor, termasuk sektor pariwisata.
“Banyak peluang kerja di luar sektor industri, misalnya di sektor pariwisata. Ini bisa menjadi alternatif bagi para pencari kerja untuk tetap produktif dan memperoleh penghasilan,” kata Nana.
Ia mengajak seluruh pihak, termasuk perangkat daerah lainnya, dunia usaha, dan masyarakat, untuk lebih terbuka terhadap potensi lapangan kerja baru yang tidak melulu bersumber dari pabrik atau industri besar.
Dengan begitu, diharapkan dapat tercipta ekosistem ketenagakerjaan yang lebih inklusif dan berkelanjutan di Kabupaten Bogor. ***
Artikel Terkait
Ditantang Entaskan Pengangguran Kota Bogor, Dokter Rayendra Beri Solusi Fundamental Tingkatkan Ekonomi Warga
Nikita Mirzani sindir Robby Purba 'perkara anjing gigit kucing orang pengangguran'
Bikin orang jadi pengangguran dampak aniaya anjing penjaga, Robby Purba berikan komentar 'Qadarullah'
Bupati Rudy Susmanto Terus Tekan Angka Pengangguran Kerja di Kabupaten Bogor
Dibukanya 1.824 Lowongan Kerja Jadi Wujud Nyata Pemkab Bogor Hadapi Tantangan Pengangguran