Sisi Kelam SMA Katolik Dempo Malang, Sekolah Elit Para Priyai yang Disebut Lindungi Pelaku Pelecehan Seksual

BOGORINSIDER.com -- Dugaan kasus pelecehan seksual kembali mengguncang dunia pendidikan, kali ini seorang siswi SMAK St Albertus atau dikenal dengan SMA Dempo Malang menjadi korban.

Kabar tersebut mencuat setelah akun Instagram @voltycyber_v2 membongkar dugaan tindak pelecehan seksual dan mendapatkan dukungan luas dari warganet.

Pelaku diduga merupakan siswa bernama Ezekiel Enrique Famdale Iskandar disinyalir melakukan aksi bejat terhadap siswi berinisial S.

Baca Juga: Berburu Link Nonton Film Gampang Cuan (2023) Tanpa Buka Situs Ilegal Tapi Gratis, Dijamin Resmi dan Berkah

Siswi tersebut dikatakan sering dipaksa untuk memenuhi nafsu bejat Ezekiel Enrique Famdale Iskandar di berbagai tempat, mulai dari rumah kos pelaku hingga kamar hotel.

Pengungkapan skandal pelecehan ini terjadi setelah seorang teman korban melaporkan penderitaan yang dialami S kepada orang tua korban.

"Terkuak bahwa selama ini korban dipaksa melayani nafsu pelaku dari dipaksa datang ke kos pelaku tengah malam hingga di hotel. Dan hubungan intim dilakukan sebanyak 8x sama pelaku," ungkap akun Instagram @voltycyber_v2, dikutip dari Sewaktu.com pada 29 November 2023.

Baca Juga: 9 Inspirasi Desain Kamar Mandi Minimalis dan Sederhana, Tampil Menawan Gak Perlu Repot!

Meski kejadian ini dilaporkan berulang kali dan korban sudah melapor, pihak SMA Dempo Malang dikabarkan tidak merespons dengan serius terhadap kasus pelecehan seksual ini.

Acuhnya pihak sekolah terlihat dari unggahan di akun Instagram @voltycyber_v2 yang menunjukkan indikasi bahwa SMA Dempo Malang enggan turun tangan diduga demi menjaga nama baik sekolah.

Tak hanya itu, S sebagai korban pelecehan seksual juga dikabarkan diminta untuk memaklumi dan memaafkan tindakan kriminal Ezekiel Enrique Famdale Iskandar oleh pihak SMA Dempo Malang.

Baca Juga: Langsung pemandangan sungai brantas, cafe etanli coffee and eatery di Kota Kediri banyak di serbu untuk hangout

Meskipun telah melibatkan pihak berwajib dengan izin membawa kasus ini ke ranah hukum, korban S mengalami kesulitan mendapatkan hasil visum meskipun telah tiga bulan berlalu.

Orang tua korban juga mengalami kesulitan, tidak diizinkan melihat rekaman CCTV di sekolah dan hotel tempat kejadian.