BOGORINSIDER.com --Cerita horor Sewu Dino terjadi pada tahun 2001, dimulai oleh seorang gadis desa bernama Sri yang ingin pergi ke kota karena kesulitan ekonomi.
Meskipun memiliki keterbatasan dalam keahlian dan hanya lulusan SD, Sri memutuskan untuk mendaftar menjadi Asisten Rumah Tangga (ART).
Ia kemudian mendaftar ke agen ART yang terkenal karena sering merekrut tenaga kerja untuk sejumlah pencari kerja.
Pada awalnya, ayah Sri menentang keinginannya untuk bekerja di luar kota, tetapi melihat kesulitan ekonomi yang dihadapi keluarga, ia akhirnya mengizinkan anak perempuannya untuk bekerja.
Baca Juga: Kisah horor bikin bulu kuduk merinding di teror sosok penunggu rumah dengan pakaian panjang gelap
Singkat cerita, Sri tiba di rumah agen penyedia ART, dan ia tidak sendirian, ada beberapa orang lain yang juga siap untuk bekerja.
Sebelum bertemu dengan bos yang akan mempekerjakannya, calon ART harus melewati beberapa seleksi, termasuk Sri. Ketika tiba giliran Sri, ia dihadapkan pada pertanyaan yang mengejutkannya.
"Sri, benarkah kamu lahir pada hari Jumat kliwon?"
Sri, yang terkejut mendengar pertanyaan itu, pada awalnya merasa heran. Namun, dengan ragu, Sri berhasil menjawabnya. Memang benar, ia lahir pada hari kliwon, tetapi ia tidak tahu pasti apakah itu hari Jumat.
Pemilik agen sepertinya puas dengan jawabannya, meskipun bagi Sri, pertanyaan tersebut terasa sangat aneh.
"Hayangati ya Sri" (hari lahir kamu istimewa ya Sri) kata si pemilik jasa.
Lalu kemudian, ia membawa Sri keruangan lain yg lebih besar dan ebih megah. Ia di minta untuk menunggu. Di sana sudah ada 2 orang yg sudah duduk lebih dahulu. Selama berjam-jam, Sri menunggu disana.
Ia lantas mengobrol dengan 2 orang yg duduk itu, namanya adalah Erna dan Dini. Usiannya tidak jauh dari Sri, masih muda, dan belum menikah. Entah sampai mana mereka bicara, tiba-tiba si pemilik jasa memanggil salah satu dari mereka.
Erna adalah orang pertama yang dipanggil, disusul dengan Dini. Kini tinggal Sri sendirian yang duduk di ruang tunggu. Disela-sela kebosanannya menunggu, Sri melihat pemandangan di luar melalui jendela. Ia melihat banyak mobil yang terparkir, padahal sebelumnya tidak ada.