destinasi-wisata

Menjelajahi Konsep Wisata Ramah Lingkungan di Windusari, Magelang

Sabtu, 1 November 2025 | 22:47 WIB
Anak muda Windusari menanam pohon di lereng Sumbing sebagai bagian dari gerakan eco tourism desa. (Foto/ Istimewa.)

BOGORINSIDER.com — Kabut pagi masih menari di atas ladang sayur ketika sekelompok anak muda tiba di Windusari. Mereka bukan sekadar turis biasa, tapi bagian dari gerakan kecil yang sedang tumbuh: eco tourism, wisata yang menempatkan keberlanjutan alam dan kesejahteraan masyarakat lokal sebagai pusatnya.
Di kaki Gunung Sumbing, perubahan besar sedang dimulai pelan, namun bermakna.

Windusari dan Semangat Baru Wisata Alam

Selama ini, Windusari dikenal karena keindahan alam dan kesederhanaan hidup warganya. Tapi dalam beberapa tahun terakhir, daerah ini berkembang menjadi contoh nyata bagaimana desa bisa mengelola wisata tanpa kehilangan jati diri.
Dengan dukungan komunitas lokal, pemuda desa mulai mempraktikkan prinsip eco tourism menjaga alam tetap lestari sambil membuka peluang ekonomi bagi warga.

Alih-alih membangun resor besar, mereka memilih membuat homestay dari rumah warga, mendaur ulang limbah organik menjadi pupuk, dan menata kebun bunga di sepanjang jalur wisata. Semua dilakukan dengan filosofi sederhana: berwisata tanpa merusak.

Baca Juga: Wisata Kampung Kopi Windusari, Nikmati Harum Kopi di Lereng Sumbing

Generasi Muda dan Revolusi Hijau Windusari

Gerakan ini dipelopori oleh kelompok pemuda lokal yang menamakan diri Sumbing Green Movement. Mereka percaya bahwa masa depan pariwisata bukan hanya tentang spot foto, tetapi pengalaman dan tanggung jawab.
Setiap akhir pekan, komunitas ini mengadakan kegiatan seperti penanaman pohon, bersih sungai, hingga edukasi kepada pengunjung tentang pentingnya menjaga lingkungan.

Salah satu anggota muda, Rina (24), mengatakan, “Kami ingin Windusari dikenal bukan karena viralnya foto, tapi karena sikapnya terhadap bumi.”
Kata-kata itu menjadi semangat yang kini menular ke banyak desa di sekitar Magelang.

Wisata dengan Nilai Sosial dan Edukasi

Konsep eco tourism di Windusari tidak berhenti di isu lingkungan saja. Banyak paket wisata yang dirancang untuk memberi pengalaman edukatif. Misalnya, tur pertanian organik, workshop daur ulang plastik, dan kelas kopi berkelanjutan di Kampung Kopi Windusari.
Wisatawan diajak untuk tidak sekadar menikmati, tetapi memahami: dari mana makanan berasal, siapa yang menanam, dan bagaimana cara menghargai alam lewat gaya hidup sederhana.

Kegiatan seperti ini membuat Windusari menjadi destinasi favorit bagi sekolah, komunitas pecinta alam, hingga keluarga muda yang ingin mengenalkan anak-anaknya pada pentingnya keberlanjutan.

Teknologi dan Media Sosial Sebagai Jembatan Promosi Hijau

Menariknya, meski konsepnya tradisional, promosi eco tourism Windusari sangat modern. Anak-anak muda memanfaatkan media sosial seperti Instagram, TikTok, dan YouTube untuk membagikan kisah mereka.
Konten yang mereka buat bukan sekadar pemandangan indah, tapi narasi edukatif tentang sampah yang dikumpulkan dari sungai, pohon yang ditanam kembali, hingga senyum warga yang menerima wisatawan di rumah mereka.

Dengan cara ini, Windusari berhasil menarik minat wisatawan muda yang haus akan pengalaman autentik dan bermakna.

Halaman:

Tags

Terkini