destinasi-wisata

Menelusuri Sejarah Bangka di Kota Tua Muntok yang Memikat

Rabu, 29 Oktober 2025 | 16:17 WIB
Bangunan kolonial Kota Tua Muntok berdiri anggun menyimpan kisah timah dan masa silam Bangka Barat. (Foto/ Istimewa.)

BOGORINSIDER.com  Di ujung barat Pulau Bangka, berdiri tenang sebuah kota tua bernama Muntok, yang menyimpan kisah tentang kejayaan masa lalu, debur ombak laut Cina Selatan, dan warisan arsitektur kolonial yang masih memikat mata. Bagi banyak orang, Muntok bukan sekadar kota pelabuhan, tetapi ruang waktu yang berhenti di tengah arus modernisasi.

Kota yang Dihidupkan oleh Timah

Semuanya bermula dari timah. Pada abad ke-18, Muntok menjadi pusat perdagangan penting di bawah Kesultanan Palembang, sebelum akhirnya berkembang pesat ketika Belanda mendirikan pelabuhan dan fasilitas pertambangan. Timah menghidupkan kota ini menarik pedagang, pekerja, dan budaya dari berbagai penjuru.

Jejak sejarah itu masih terasa hingga kini. Di beberapa sudut kota, bangunan tua dengan jendela besar bergaya Eropa berdiri berdampingan dengan rumah kayu Melayu. Seolah dua dunia Timur dan Barat bersalaman dalam harmoni waktu.

Warisan Arsitektur Kolonial yang Tak Lekang

Berjalan di kawasan Kota Tua Muntok terasa seperti membuka halaman buku sejarah yang tak pernah selesai ditulis.
Gedung-gedung tua seperti Rumah Mayor Cina dan Wisma Ranggam, yang pernah menjadi tempat pengasingan Bung Hatta dan Sutan Sjahrir, menjadi saksi bisu perjalanan bangsa.

Bangunannya memiliki ciri khas kolonial dengan warna lembut, atap tinggi, dan detail arsitektur yang anggun. Pemerintah daerah kini tengah mendorong revitalisasi kawasan ini, bukan untuk menjadikannya museum mati, tetapi ruang hidup tempat warga dan wisatawan dapat berinteraksi dengan masa lalu.

“Setiap dinding di sini punya cerita,” kata Dodi, seorang pemandu lokal yang sering mengantar wisatawan berjalan kaki menelusuri lorong-lorong tua Muntok. “Bukan hanya tentang Belanda, tapi juga tentang bagaimana orang Muntok hidup berdampingan dengan sejarahnya.”

Baca Juga: Festival Budaya Wates 2025: Pesta Seni dan Kreativitas Anak Muda Kulon Progo

Rasa yang Tak Hilang dari Setiap Sudut

Selain bangunan kolonial, Muntok memiliki aroma khas yang sukar dilupakan. Aroma kopi robusta yang diseduh di warung kecil di tepi jalan, bercampur dengan semilir angin laut.
Di Pasar Lama, pedagang masih menyapa pelanggan dengan dialek Melayu yang ramah. Di sinilah suasana kota kecil terasa hangat, seperti waktu berjalan lebih lambat dan kehidupan terasa lebih sederhana.

Banyak pengunjung yang datang bukan hanya untuk melihat, tapi untuk merasakan. Menyesap kopi di bawah kanopi bangunan tua, sambil mendengar cerita warga tentang masa lampau yang masih hidup di memori kolektif mereka.

Wisata Sejarah yang Berkembang Pelan tapi Pasti

Meski belum sepopuler Belitung atau Pangkalpinang, Muntok kini mulai dikenal sebagai destinasi wisata sejarah yang otentik.
Program “Heritage Walk Muntok” yang digagas komunitas lokal membuka peluang bagi wisatawan untuk menjelajahi kawasan tua dengan panduan kisah hidup para tokohnya.

Halaman:

Tags

Terkini