Menariknya, warga lokal terlibat langsung dalam menjaga ekosistem laut. Mereka membentuk kelompok konservasi yang secara rutin memantau kesehatan terumbu karang dan melarang penggunaan jangkar di area sensitif.
“Kami ingin Pahawang tetap indah sampai anak cucu kami,” ujar Pak Darma, seorang nelayan sekaligus pemandu wisata yang sudah 15 tahun menemani turis menjelajah laut ini.
Baca Juga: Pulau Peucang, Destinasi Wisata Bahari Surga Tersembunyi di Ujung Kulon yang Menawan
Cerita di Daratan: Kehangatan yang Tulus
Tak hanya lautnya, Pahawang juga menawarkan pengalaman hidup bersama masyarakat lokal. Banyak homestay sederhana berdiri di tepi pantai, dibangun dari kayu dan bambu, namun penuh kehangatan.
Para tamu sering diajak menikmati hidangan khas Lampung seperti ikan bakar bumbu kuning, sayur lodeh terong, dan kopi robusta lokalsambil mendengarkan cerita tentang asal-usul pulau ini.
Pada malam hari, langit Pahawang berubah menjadi kanvas raksasa bertabur bintang. Suasana sunyi hanya dipecah oleh suara ombak yang menenangkan. Inilah momen di mana banyak orang merenung: betapa kecilnya manusia di hadapan luasnya semesta.
Artikel Terkait
Wujudkan Lingkungan Bersih dan Sehat, Bupati Bogor Bentuk Tim Reaksi Cepat Kebersihan
Bupati Bogor Dorong Percepatan Sertifikasi dan Pembangunan Dapur Makan Bergizi Gratis
Bupati Bogor Targetkan Seluruh Dapur Program Makan Bergizi Gratis Beroperasi pada Januari 2026
Liburan ke Pantai Sawarna, Surga Wisata Bahari di Selatan Banten Tak Pernah Gagal Memukau
Menyapa Penyu dan Ombak di Pantai Ujung Genteng, Wisata Bahari Pesona Laut Selatan yang Menenangkan Jiwa