Liburan Wisata Edukasi Sam Poo Kong Semarang, Persinggahan Laksamana Cheng Ho yang Penuh Makna

photo author
- Sabtu, 8 November 2025 | 15:02 WIB
Klenteng Sam Poo Kong di Semarang, simbol persaudaraan lintas budaya yang terus hidup di tengah modernitas kota. Foto/Bogorinsider.com (Foto/Bogorinsider.com)
Klenteng Sam Poo Kong di Semarang, simbol persaudaraan lintas budaya yang terus hidup di tengah modernitas kota. Foto/Bogorinsider.com (Foto/Bogorinsider.com)

BOGORINSIDER.com --Di antara hiruk-pikuk Kota Semarang, berdiri megah sebuah kompleks bangunan dengan atap melengkung dan pilar merah menyala yang mencuri perhatian.

Tempat ini adalah Klenteng Sam Poo Kong, sebuah simbol akulturasi budaya yang tak lekang oleh waktu.

Bagi masyarakat Semarang, Sam Poo Kong bukan sekadar tempat ibadah, melainkan ruang spiritual yang menyatukan sejarah, doa, dan kebersamaan lintas etnis.

Berlokasi di Jl. Simongan No.129, Bongsari, Kecamatan Semarang Barat, kompleks ini dikenal sebagai tempat persinggahan Laksamana Cheng Ho, seorang pelaut Muslim asal Tiongkok yang datang ke Nusantara pada abad ke-15.

Baca Juga: Menyusuri Destinasi Wisata Kota Lama Semarang, Jejak Eropa di Jawa Tengah

Kisahnya hidup di tengah masyarakat, membentuk jembatan antara masa lalu dan masa kini.

Jejak Cheng Ho di Tanah Jawa

Sejarah Sam Poo Kong dimulai ketika Laksamana Cheng Ho melakukan ekspedisi ke Jawa Tengah dan kapalnya berlabuh di pesisir Semarang. Saat itu, salah satu awak kapalnya jatuh sakit, sehingga mereka menetap untuk sementara waktu.

Cheng Ho yang dikenal bijak dan toleran kemudian membangun tempat peristirahatan sekaligus tempat berdoa cikal bakal dari Klenteng Sam Poo Kong yang kini kita kenal.

Kisah ini menjadi bukti bahwa interaksi antara pendatang dan penduduk lokal telah melahirkan harmoni budaya dan spiritualitas. Masyarakat Tionghoa dan Jawa hidup berdampingan, saling menghormati, dan merayakan perbedaan dalam kebersamaan.

Baca Juga: Dari Rel Kereta hingga Wisata Heritage, Destinasi Wisata Semarang Daya Tarik Lawang Sewu

Arsitektur Penuh Filosofi

Begitu melangkah ke dalam kompleks, mata langsung dimanjakan oleh keindahan arsitektur khas Tiongkok. Warna merah mendominasi, melambangkan keberuntungan dan kebahagiaan. Pilar-pilar besar menjulang tinggi, sementara ukiran naga dan burung phoenix menghiasi atap, melambangkan kekuatan dan keharmonisan.

Namun, jika diamati lebih dekat, terdapat sentuhan lokal pada beberapa bangunan penggunaan material batu Jawa, dan tata ruang yang menyesuaikan dengan lanskap tropis. Ini adalah perpaduan budaya yang nyata, hasil dari perjalanan panjang sejarah yang penuh saling pengertian.

Setiap pengunjung yang datang, baik untuk beribadah maupun sekadar berjalan-jalan, akan merasakan aura tenang yang menyelimuti tempat ini.

Ruang Spiritual untuk Semua

Sam Poo Kong bukan hanya untuk penganut agama tertentu. Banyak pengunjung datang hanya untuk menenangkan diri, merenung, atau sekadar menikmati suasana damai. Setiap tahunnya, ribuan orang dari berbagai daerah datang untuk mengikuti perayaan Cheng Ho, yang dirayakan dengan parade budaya, tari naga, barongsai, hingga doa bersama lintas agama.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Rosa Nilasari

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Terpopuler

X