BOGORINSIDER.com --Ada sesuatu yang tak tergantikan saat menjejakkan kaki di depan bangunan megah bergaya kolonial dengan ratusan pintu dan jendela tinggi menjulang di destinasi wisata semarang.
Udara Semarang yang panas seakan menguap digantikan hawa misterius namun menenangkan. Inilah Lawang Sewu ikon bersejarah yang berdiri tegak di tengah denyut modernisasi Kota Atlas.
Menelusuri Jejak Sejarah di Tengah Kota
Berlokasi di Jalan Pemuda No.160, Sekayu, Semarang Tengah, Lawang Sewu bukan sekadar bangunan tua. Ia adalah saksi bisu perjalanan panjang Semarang, dari masa kolonial Hindia Belanda hingga kini menjadi destinasi wisata sejarah yang tak pernah sepi.
Baca Juga: Wisata dengan Keindahan Alam dan Edukasi Geologi di Taman Batu Purwakarta
Dibangun pada tahun 1904 oleh perusahaan kereta api Belanda, Nederlands-Indische Spoorweg Maatschappij (NIS), gedung ini dulunya merupakan kantor pusat administrasi perkeretaapian.
Nama “Lawang Sewu”, yang berarti “Seribu Pintu”, bukan sekadar kiasan. Dengan lebih dari 400 pintu dan ratusan jendela tinggi, bangunan ini menciptakan ilusi tak berujung seolah setiap langkah membawa pengunjung ke masa lalu yang masih berbisik.
Arsitektur yang Memukau dan Sarat Makna
Dari luar, destinasi wisata semarang yakni Lawang Sewu menampilkan gaya arsitektur kolonial dengan dominasi warna putih dan atap genteng merah.
Arsitek asal Belanda, Prof. Jacob F. Klinkhamer dan B.J. Queendag, merancang gedung ini dengan cermat agar tetap sejuk meski di tengah panasnya iklim tropis Semarang.
Ventilasi udara diatur sedemikian rupa, jendela-jendela besar diletakkan strategis untuk memaksimalkan sirkulasi.
Baca Juga: Menikmati Destinasi Malam di Sentra Kuliner Situ Buleud, Surga Cita Rasa Lokal di Purwakarta
Setiap detailnya memiliki cerita. Di lantai bawah, terdapat ruang bawah tanah yang dulu digunakan sebagai saluran air, namun di masa pendudukan Jepang, ruang ini berubah fungsi menjadi penjara. Cerita-cerita inilah yang melahirkan nuansa mistis di balik keindahan bangunannya. Namun seiring waktu, Lawang Sewu bertransformasi menjadi tempat yang mengundang decak kagum, bukan rasa takut.
Antara Mitos, Misteri, dan Daya Tarik Wisata
Lawang Sewu sering dikaitkan dengan kisah mistis yang membuatnya kerap menjadi lokasi uji nyali di masa lalu. Banyak warga percaya bahwa bangunan ini dihuni “penjaga” dari masa lampau. Namun kini, aura menyeramkan itu tergantikan oleh atmosfer nostalgia.
Pengunjung datang bukan untuk menakuti diri, tapi untuk mengenang sejarah. Setiap lorong dan ruangan menyimpan memorabilia: foto-foto hitam putih, peralatan perkeretaapian, dan peta jaringan kereta Belanda yang dulu menghubungkan kota-kota besar di Jawa.
Baca Juga: Destinasi Wisata Bale Panyawangan, Museum Digital yang Hidupkan Kembali Budaya Sunda Purwakarta
Artikel Terkait
Waduk Jatiluhur dan Kisah Alam yang Menjadi Daya Tarik Wisata Purwakarta
Menemukan Ketenangan di Wisata Purwakarta Kampung Panenjoan, Surga Hijau Membawa Ketenangan
Rahasia Keindahan Wisata Curug Cipurut, Permata Tersembunyi di Purwakarta Pelarian dari Hiruk-Pikuk Kota.
Menginap di Wisata Glamping Lakeside Jatiluhur Purwakarta, Antara Misteri Alam dan Gaya Hidup Modern
Keajaiban Destinasi Wisata Malam di Taman Sri Baduga Purwakarta, Ketika Air dan Cahaya Menari