Dari Rel Kereta hingga Wisata Heritage, Destinasi Wisata Semarang Daya Tarik Lawang Sewu

photo author
- Sabtu, 8 November 2025 | 14:49 WIB
Cahaya sore menembus jendela kaca patri Lawang Sewu, menghadirkan suasana nostalgia dan keanggunan masa kolonial. Foto/Bogorinsider.com (Foto/Bogorinsider.com)
Cahaya sore menembus jendela kaca patri Lawang Sewu, menghadirkan suasana nostalgia dan keanggunan masa kolonial. Foto/Bogorinsider.com (Foto/Bogorinsider.com)

BOGORINSIDER.com --Ada sesuatu yang tak tergantikan saat menjejakkan kaki di depan bangunan megah bergaya kolonial dengan ratusan pintu dan jendela tinggi menjulang di destinasi wisata semarang.

Udara Semarang yang panas seakan menguap digantikan hawa misterius namun menenangkan. Inilah Lawang Sewu ikon bersejarah yang berdiri tegak di tengah denyut modernisasi Kota Atlas.

Menelusuri Jejak Sejarah di Tengah Kota

Berlokasi di Jalan Pemuda No.160, Sekayu, Semarang Tengah, Lawang Sewu bukan sekadar bangunan tua. Ia adalah saksi bisu perjalanan panjang Semarang, dari masa kolonial Hindia Belanda hingga kini menjadi destinasi wisata sejarah yang tak pernah sepi.

Baca Juga: Wisata dengan Keindahan Alam dan Edukasi Geologi di Taman Batu Purwakarta

Dibangun pada tahun 1904 oleh perusahaan kereta api Belanda, Nederlands-Indische Spoorweg Maatschappij (NIS), gedung ini dulunya merupakan kantor pusat administrasi perkeretaapian.

Nama “Lawang Sewu”, yang berarti “Seribu Pintu”, bukan sekadar kiasan. Dengan lebih dari 400 pintu dan ratusan jendela tinggi, bangunan ini menciptakan ilusi tak berujung seolah setiap langkah membawa pengunjung ke masa lalu yang masih berbisik.

Arsitektur yang Memukau dan Sarat Makna

Dari luar, destinasi wisata semarang yakni Lawang Sewu menampilkan gaya arsitektur kolonial dengan dominasi warna putih dan atap genteng merah.

Arsitek asal Belanda, Prof. Jacob F. Klinkhamer dan B.J. Queendag, merancang gedung ini dengan cermat agar tetap sejuk meski di tengah panasnya iklim tropis Semarang.

Ventilasi udara diatur sedemikian rupa, jendela-jendela besar diletakkan strategis untuk memaksimalkan sirkulasi.

Baca Juga: Menikmati Destinasi Malam di Sentra Kuliner Situ Buleud, Surga Cita Rasa Lokal di Purwakarta

Setiap detailnya memiliki cerita. Di lantai bawah, terdapat ruang bawah tanah yang dulu digunakan sebagai saluran air, namun di masa pendudukan Jepang, ruang ini berubah fungsi menjadi penjara. Cerita-cerita inilah yang melahirkan nuansa mistis di balik keindahan bangunannya. Namun seiring waktu, Lawang Sewu bertransformasi menjadi tempat yang mengundang decak kagum, bukan rasa takut.

Antara Mitos, Misteri, dan Daya Tarik Wisata

Lawang Sewu sering dikaitkan dengan kisah mistis yang membuatnya kerap menjadi lokasi uji nyali di masa lalu. Banyak warga percaya bahwa bangunan ini dihuni “penjaga” dari masa lampau. Namun kini, aura menyeramkan itu tergantikan oleh atmosfer nostalgia.

Pengunjung datang bukan untuk menakuti diri, tapi untuk mengenang sejarah. Setiap lorong dan ruangan menyimpan memorabilia: foto-foto hitam putih, peralatan perkeretaapian, dan peta jaringan kereta Belanda yang dulu menghubungkan kota-kota besar di Jawa.

Baca Juga: Destinasi Wisata Bale Panyawangan, Museum Digital yang Hidupkan Kembali Budaya Sunda Purwakarta

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Rosa Nilasari

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Terpopuler

X