Bahkan, komunitas seni lokal kerap mengadakan acara musik akustik dan festival kuliner di sini. Mereka memanfaatkan ruang terbuka di tepi pantai untuk menciptakan suasana hangat yang khas kota kecil pesisir.
Baca Juga: Kesultanan Bima: Kisah Sejarah, Religi, dan Arsitektur yang Bertahan Zaman
Pariwisata yang Ramah Lingkungan
Salah satu hal menarik dari transformasi Pantai Lawata adalah keterlibatan masyarakat dalam menjaga kebersihan dan ekosistem. Komunitas pemuda seperti Lawata Bersih Movement rutin mengadakan aksi bersih pantai setiap pekan.
Selain itu, program edukasi lingkungan juga digelar untuk anak-anak sekolah agar mereka mencintai laut sejak dini. Mereka belajar menanam mangrove di area sekitar pantai, mengenali jenis ikan, dan memahami pentingnya menjaga laut dari sampah plastik.
Perubahan inilah yang menjadikan Lawata bukan hanya destinasi wisata, tetapi juga contoh sukses kolaborasi masyarakat dan pemerintah dalam menghidupkan kembali identitas lokal.
Daya Tarik Baru: Kuliner dan Budaya
Tak lengkap rasanya berkunjung ke Lawata tanpa mencicipi kuliner khas Bima. Di sepanjang area tepi pantai, deretan kios makanan menawarkan menu laut segar: ikan bakar rica, cumi asam manis, dan sate pencok yang gurih pedas.
Menariknya, sebagian besar kios ini dikelola oleh masyarakat lokal, terutama ibu-ibu rumah tangga yang kini punya penghasilan tambahan. Di beberapa akhir pekan, pengunjung juga bisa menyaksikan pertunjukan tarian tradisional Mpa’a Lenggo atau musik hadrah di panggung kecil dekat pintu masuk.
Lawata kini bukan sekadar pantai, tapi panggung budaya yang menampilkan kehidupan masyarakat pesisir Bima secara utuh.
Pantai Lawata adalah contoh nyata bagaimana tempat yang nyaris terlupakan bisa kembali hidup ketika dijaga dengan hati. Keindahannya tidak hanya terletak pada ombak atau pasirnya, tetapi juga pada semangat warganya yang percaya bahwa perubahan bisa dimulai dari lingkungan sendiri.
Ketika matahari terbenam dan angin laut mulai dingin, Lawata menjadi ruang untuk merenung tentang masa lalu yang berdebu, tentang perubahan, dan tentang harapan baru bagi Bima. Karena pada akhirnya, pantai bukan sekadar batas antara laut dan darat, melainkan tempat manusia berdamai dengan dirinya sendiri.
Artikel Terkait
The Ranch Cisarua Bogor, Wisata Ala Eropa di Puncak Cocok Menikmati Akhir Weekendmu Bersama Keluarga
Tiket Masuk Hanya 20k, Kamu Bisa Menikmati Curug Leuwi Hejo, Wisata Surga Tersembunyi di Bogor Timur
Liburan Seru ke Destinasi Wisata Devoyage Bogor, Kota Mini Penuh Warna
Serunya Menghabiskan Weekendmu ke Wisata Taman Safari Bogor, Petualangan Alam di Tengah Hutan
Hangatkan Tubuhmu di Wisata Pemandian Air Panas Ciparay, Relaksasi Alami di Kaki Gunung Salak Bogor