Kompleks makam ini dikelilingi tembok bata tinggi dengan gerbang besar yang menjadi ciri khas arsitektur Islam klasik Nusantara. Di dalamnya, suasana terasa teduh. Pohon-pohon besar tumbuh rindang, menambah kesan sakral dan damai.
Reruntuhan Keraton: Saksi Bisu Peradaban
Selain tempat ibadah, Banten Lama juga menyimpan reruntuhan dua keraton bersejarah: Keraton Surosowan dan Keraton Kaibon.
Keraton Surosowan dulu dikenal sebagai “Istana Intan” pusat pemerintahan Kesultanan Banten. Kini yang tersisa hanyalah tembok batu bata dan sisa kolam pemandian. Namun, suasananya masih megah, terutama ketika sinar matahari sore menyinari dindingnya.
Sementara Keraton Kaibon, yang dibangun untuk Ratu Aisyah, ibu dari Sultan Syafiuddin, kini tinggal puing-puing. Namun, di balik keruntuhannya, banyak wisatawan yang datang untuk merasakan aura masa lalu yang masih terasa kuat.
Setiap batu di Kaibon seperti berbicara tentang masa kejayaan perempuan dalam sejarah Banten sosok ibu, ratu, dan pelindung rakyatnya.
Tiket Masuk dan Akses Lokasi
Untuk menikmati seluruh kawasan wisata religi Banten Lama, pengunjung tidak dikenakan tiket terpisah. Hanya retribusi parkir kendaraan yang berkisar:
-
Motor: Rp5.000
-
Mobil: Rp10.000 – Rp15.000
Area ini mudah dijangkau dari pusat Kota Serang. Waktu tempuh sekitar 20–30 menit melalui Jalan Raya Kasemen. Jika dari arah Jakarta, perjalanan lewat Tol Tangerang–Merak bisa keluar di Gerbang Tol Serang Timur, lalu lanjutkan ke arah Banten Lama.
Fasilitas di sekitar kawasan ini cukup lengkap — terdapat area parkir luas, musala, toilet umum, dan banyak pedagang yang menjual makanan khas seperti emping melinjo, dodol Banten, serta nasi bakar daun pisang.