Menelusuri Wisata Religi dan Budaya di Windusari, Magelang Kuno yang Hidup Kembali

photo author
- Sabtu, 1 November 2025 | 22:56 WIB
Warga Windusari menggelar tradisi Merti Dusun sebagai bentuk syukur dan penghormatan terhadap alam serta leluhur. (Foto/ Istimewa.)
Warga Windusari menggelar tradisi Merti Dusun sebagai bentuk syukur dan penghormatan terhadap alam serta leluhur. (Foto/ Istimewa.)

BOGORINSIDER.com   Di tengah hijau perkebunan dan kabut pagi yang menggantung di lereng Gunung Sumbing, berdiri tempat-tempat sunyi yang menyimpan kisah masa lalu. Di sinilah Windusari, kecamatan di Magelang yang tidak hanya kaya alam, tetapi juga kaya makna spiritual.
Bagi mereka yang mencari ketenangan batin, Windusari bukan sekadar destinasi wisata, melainkan perjalanan menuju masa dan makna yang lebih dalam.

Menemukan Jejak Spiritual di Tanah Windusari

Di beberapa dusun seperti Girimulyo dan Pandean, masih berdiri petilasan leluhur yang dipercaya menjadi tempat semedi dan penyucian diri para tokoh masa lampau. Salah satu yang terkenal adalah Petilasan Kyai Gagak Seta, tempat warga datang membawa doa dan harapan setiap malam Jumat Kliwon.

Suasana di tempat ini begitu hening, hanya terdengar gemericik air dan bisikan angin di antara pohon beringin tua. Tidak sedikit wisatawan spiritual datang untuk meditasi, mencari keseimbangan diri, atau sekadar menikmati aura damai yang sulit ditemukan di tempat lain.

Baca Juga: Menjelajahi Konsep Wisata Ramah Lingkungan di Windusari, Magelang

Candi dan Situs Kuno: Peninggalan Masa Mataram Lama

Selain petilasan, Windusari juga memiliki jejak arkeologis dari masa Kerajaan Mataram Kuno. Di beberapa titik, ditemukan batuan candi dan arca kecil yang menandakan bahwa wilayah ini dahulu menjadi bagian penting jalur peradaban Hindu–Buddha di Magelang.

Beberapa arca disimpan oleh warga dengan penuh hormat, dijadikan simbol penjaga desa. Bagi generasi muda, peninggalan ini menjadi pengingat bahwa Windusari bukan sekadar tempat tinggal, tetapi bagian dari sejarah panjang yang membentuk identitas mereka.

Tradisi dan Upacara Religius yang Masih Terjaga

Keunikan Windusari terletak pada kemampuan masyarakatnya menjaga tradisi spiritual tanpa kehilangan semangat zaman. Setiap tahun, mereka mengadakan Merti Dusun, upacara adat untuk menghormati bumi dan memohon keselamatan.
Prosesi ini dimulai dari doa bersama di balai desa, diikuti arak-arakan tumpeng dan hasil bumi menuju petilasan leluhur.

Musik gamelan, tabuhan kentongan, dan pakaian adat khas Jawa menambah kesakralan suasana. Namun di balik itu semua, maknanya sederhana: mengingatkan manusia untuk bersyukur dan tidak serakah terhadap alam.

Baca Juga: Wisata Kampung Kopi Windusari, Nikmati Harum Kopi di Lereng Sumbing

Wisata Budaya: Belajar dari Harmoni Desa

Selain upacara, wisatawan juga dapat mengikuti tur budaya desa yang diinisiasi komunitas lokal. Dalam tur ini, pengunjung diajak belajar menembang Jawa, membuat janur hias, atau ikut dalam latihan gamelan sederhana.
Setiap kegiatan dilakukan dengan pendamping warga, sehingga pengalaman terasa akrab dan hangat.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Faizal khoirul imam

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Terpopuler

X