BOGORINSIDER.com --Di tengah hiruk pikuk kota yang terus tumbuh, ada satu ruang yang tetap tenang dan teduh Kebun Raya Bogor.
Tempat ini bukan sekadar taman, melainkan napas panjang sejarah yang hidup berdampingan dengan modernitas. Sejak dibuka pada tahun 1817, kebun ini menjadi saksi perubahan zaman, dari era kolonial hingga era digital.
Kini, wajah Kebun Raya Bogor tampil lebih segar dan interaktif. Tak hanya menjadi destinasi wisata alam, tetapi juga ruang belajar terbuka yang menghubungkan manusia dengan sains, budaya, dan ketenangan.
Begitu melangkah melalui gerbang utama di Jalan Ir. H. Juanda, aroma rumput basah langsung menyambut. Barisan pohon raksasa berusia ratusan tahun menjulang tinggi, meneduhkan setiap pengunjung yang berjalan di bawahnya.
Baca Juga: CKP Textile Jadi Solusi Pasokan Kain Berkualitas untuk Industri Garmen Nusantara
Modernisasi tak menghapus keaslian kebun ini justru menambah pengalaman baru. Kini, pengunjung bisa menjelajahi area dengan sepeda listrik, mobil wisata, atau tur edukasi virtual yang menjelaskan keanekaragaman tanaman secara interaktif.
Alamat: Jl. Ir. H. Juanda No.13, Paledang, Kecamatan Bogor Tengah, Kota Bogor, Jawa Barat.
Tiket masuk:
-
Domestik: Rp25.000 (dewasa), Rp15.000 (anak-anak)
-
Mancanegara: Rp50.000
Jam buka: 07.00–17.00 WIB setiap hari.
Kebun Raya Bogor bukan hanya tempat piknik, tapi juga museum hidup. Di dalamnya terdapat lebih dari 12.000 spesies tanaman dari berbagai daerah di Indonesia dan dunia. Beberapa di antaranya langka dan dilindungi.
Salah satu spot favorit adalah Taman Meksiko, area dengan tanaman kaktus dan sukulen dari berbagai negara kering. Berjalan di sini seolah berpindah ke benua lain pemandangan eksotis di tengah kesejukan Bogor.
Ada juga Danau Gunting, tempat favorit untuk bersantai sambil memandangi Istana Bogor di kejauhan. Burung-burung beterbangan, sementara permukaan air memantulkan bayangan pepohonan dan langit biru muda.
Bagi pencinta fotografi, waktu terbaik datang adalah pagi hari sekitar pukul 07.00–09.00 saat cahaya matahari masih lembut dan kabut tipis masih menggantung di antara pepohonan.
Baca Juga: Menyapa Senja Eksotis di Pantai Batu Rakit, Permata Tersembunyi Bangka Barat
Artikel Terkait
Menyusuri Malam di Wates: Nikmatnya Sate Klathak Pinggir Jalan dan Wedang Uwuh
Dari Wates ke Laut Selatan: Sensasi Naik Kereta ke Pantai Glagah
Staycation di Wates: Menemukan Tenang di Penginapan Bernuansa Pedesaan Jawa
Festival Budaya Wates 2025: Pesta Seni dan Kreativitas Anak Muda Kulon Progo
Menelusuri Sejarah Bangka di Kota Tua Muntok yang Memikat