Menikmati Keindahan Candi Kalasan, Peninggalan Budha Tertua di Yogyakarta yang Penuh Misteri

Di permukaan luar tubuh candi terdapat relung-relung yang berisi arca-arca dewa yang memegang bunga teratai.

Di sisi selatan tubuh candi terdapat bilik utama yang di dalamnya terdapat singgasana bersandaran yang dihiasi motif singa yang berdiri di atas punggung gajah.

Singgasana ini diyakini sebagai tempat duduk Dewi Tara. Di sisi timur tubuh candi terdapat bilik penampil yang berfungsi sebagai pintu masuk ke bilik utama.

Atap candi berbentuk segi delapan dan terdiri dari dua tingkat. Di tingkat pertama terdapat arca-arca manusia Budha yang duduk bersila dengan posisi tangan berbeda-beda.

Di tingkat kedua terdapat arca-arca Yani Budha yang duduk bersila dengan posisi tangan sama, yaitu dharmachakra mudra, yang melambangkan pengajaran Dharma.

Di puncak candi terdapat bujur sangkar yang melambangkan puncak Gunung Semeru, tempat tinggal dewa-dewa.

Di atas bujur sangkar ini terdapat stupa-stupa kecil yang melambangkan kosmos.

Candi Kalasan memiliki keunikan dalam hal bahan dan teknik pembangunannya.

Candi ini dibangun dari batu andesit yang dilapisi dengan semen kuno yang terbuat dari campuran kapur, pasir, tanah liat, dan gula aren.

Baca Juga: Destinasi liburan favorit Curug Cikulung Bogor, harga tiket murah meriah bisa banget kamu datengin

Semen kuno ini membuat permukaan candi menjadi halus dan mengkilap, serta tahan terhadap cuaca dan jamur.

Selain itu, candi ini juga menggunakan teknik interlocking, yaitu teknik menyusun batu tanpa menggunakan paku atau lem, melainkan dengan mengunci batu-batu tersebut dengan cara menyesuaikan bentuknya.

Candi Kalasan juga menyimpan berbagai misteri yang belum terungkap hingga kini.

Salah satu misterinya adalah tentang keberadaan vihara yang disebutkan dalam Prasasti Kalasan.

Vihara adalah tempat tinggal para biksu Budha yang biasanya berada di dekat candi. Namun, hingga kini belum ditemukan jejak-jejak vihara yang berhubungan dengan Candi Kalasan.