BOGORINSIDER.com --Saat pagi baru membuka cahaya pertamanya, Parung menghadirkan suasana yang berbeda. Udara masih segar, embun menggantung di ujung dedaunan, dan jalan desa pelan-pelan dipenuhi aktivitas warganya.
Di momen inilah banyak pesepeda menemukan kedamaian di rute persawahan Parung. Jalur ini bukan jalur resmi atau rute balap, tetapi hadir dari kebiasaan warga yang menghubungkan satu kampung dengan kampung lain.
Menyusuri jalur ini memberi pengalaman yang sederhana tetapi sangat akrab bagi mereka yang ingin mengendalikan ritme hidup sejenak.
Baca Juga: Potensi Wisata Alam Edukasi Alam di Kawasan Perkebunan Parung
Rute sepeda santai di area persawahan Parung telah menjadi tempat pelarian bagi warga yang ingin merasakan ruang luas tanpa harus bepergian jauh. Dari anak muda hingga orang tua, banyak yang menghabiskan akhir pekan dengan mengayuh sepeda di tengah hijaunya tanaman padi.
Suasana yang tenang membuat siapa pun merasa seperti sedang berhenti dari hiruk pikuk dunia.
Pagi Hari di Jalur Persawahan Parung
Bagi yang pernah melewati jalur ini, suasana pagi memberikan kesan yang sulit dilupakan. Langit masih biru pucat, angin bergerak pelan melewati hamparan padi, dan aroma tanah yang basah membuat udara terasa lebih segar.
Banyak pesepeda memilih waktu ini karena sinar matahari belum terlalu terik. Di kejauhan, terlihat petani mulai turun ke sawah membawa alat kerja. Aktivitas itu menciptakan pemandangan yang terasa hidup dan autentik.
Baca Juga: Pengalaman Jelajah Wisata Alam Sungai Cisadane Parung yang Tenang dan Menyegarkan
Di jalur ini, tidak ada suara bising mesin besar. Yang terdengar hanya perpaduan antara angin, burung, dan suara ban sepeda yang menyentuh jalan tanah.
Suasana yang jarang ditemui di tempat lain. Pesepeda bisa berhenti kapan saja untuk mengambil foto atau sekadar menikmati pemandangan yang terbuka lebar.
Fleksibilitas Rute untuk Semua Tingkatan
Salah satu alasan rute ini digemari adalah fleksibilitasnya. Jalurnya tidak ekstrem dan sebagian besar berupa jalan tanah yang cukup rata.