BOGORINSIDER.com --Ada hutan di Ngawi yang tidak hanya memikat karena sunyi dan hijaunya, tetapi juga karena kisah masa lalu yang masih bertahan dalam ingatan masyarakat.
Alas Ketonggo, kawasan hutan yang sering disebut sebagai ruang antara dunia nyata dan legenda, selalu mengundang rasa penasaran.
Banyak yang datang untuk menikmati udaranya, tetapi lebih banyak lagi yang datang untuk memahami mengapa hutan ini begitu kuat melekat dalam cerita pendekar, raja Jawa, dan dunia spiritual masyarakat.
Baca Juga: Menyusuri Wisata Kebun Teh Jamus Ngawi dengan Aroma Khasnya dan Cerita di Balik Pemetiknya
Suasana di hutan ini berbeda. Begitu memasuki jalurnya, udara terasa lebih sejuk dan langkah kaki terasa kecil dibandingkan pepohonan besar yang mengelilingi.
Tidak jarang pengunjung merasakan ketenangan yang membuat mereka memilih berjalan lebih perlahan. Di antara rimbunnya pepohonan, cerita tentang kesunyian dan kekuatan alam seakan berkumpul menjadi satu.
Hutan yang Dijaga Cerita dari Masa ke Masa
Alas Ketonggo sudah lama dianggap sebagai hutan yang memiliki hubungan kuat dengan dunia spiritual Jawa.
Masyarakat lokal menyebutnya sebagai tempat semedi atau tempat di mana para leluhur pernah melakukan tapa brata.
Cerita yang paling terkenal adalah hubungannya dengan kisah Prabu Brawijaya dan para pengikutnya. Ada pula penuturan tentang jalur prajurit yang pernah menggunakan kawasan ini sebagai tempat berteduh dan bertahan.
Baca Juga: Mengulik Pesona Baru Wisata Benteng Van Den Bosch Ngawi dengan Cerita Masa Lalunya
Kisah yang tersebar dari satu generasi ke generasi berikutnya membuat hutan ini tidak pernah menjadi ruang kosong tanpa makna.
Bahkan ketika modernisasi masuk ke banyak wilayah, Alas Ketonggo tetap dihormati sebagai tempat yang dianggap memiliki energi besar.
Legenda juga menyebut bahwa beberapa titik tertentu adalah area khusus yang tidak bisa dilewati sembarangan.
Itulah mengapa wisatawan sering diarahkan untuk mengikuti jalur yang sudah ditentukan agar tetap aman dan menghargai tradisi lokal.