Baca Juga: Jelajahi Kanal Little Venice Puncak, Nikmati Wisata Romantisme Eropa di Bogor
Warisan Budaya yang Tetap Hidup
Kebesaran Kesultanan Bima tidak hanya tercermin dari bangunan dan sejarahnya, tetapi juga dari tradisi yang terus dijaga. Upacara Uma Lengge, misalnya, masih dilestarikan sebagai simbol gotong royong dan rasa hormat terhadap leluhur.
Selain itu, kesenian Mpa’a Lenggo tarian tradisional yang dulu hanya dipertunjukkan di istana kini menjadi bagian dari festival budaya tahunan di Bima. Kostum berwarna cerah, iringan gong, dan gerakan anggun para penari perempuan menggambarkan kemegahan budaya Bima di masa lalu.
Di sisi lain, tenun Bima yang dikenal dengan motif geometris dan warna alami masih menjadi kebanggaan lokal. Setiap helai kain ditenun dengan penuh kesabaran, seolah mewarisi filosofi hidup orang Bima yang tekun dan sederhana.
Antara Sejarah, Wisata, dan Identitas
Bagi wisatawan, menelusuri jejak Kesultanan Bima bukan sekadar perjalanan sejarah. Ini adalah pengalaman spiritual dan kultural. Banyak wisatawan domestik datang bukan hanya untuk melihat bangunan tua, tetapi untuk merasakan energi budaya yang masih hidup dalam masyarakatnya.
Ketika berjalan di sekitar kompleks istana atau masjid tua, kita bisa melihat bagaimana kehidupan modern berjalan berdampingan dengan nilai-nilai tradisi. Anak-anak muda bermain bola di halaman museum, sementara di dekatnya, para sesepuh duduk sambil bercerita tentang masa lalu sultan dan kerajaan.
Bima bukan sekadar kota di peta ia adalah ruang hidup yang merangkul sejarah tanpa terjebak di masa lalu. Ini yang membuatnya berbeda dari kota-kota lain di Nusa Tenggara.
Kesultanan Bima mungkin sudah tidak berkuasa secara politik, tetapi warisannya tetap memengaruhi cara hidup masyarakat hingga kini. Nilai-nilai religius, gotong royong, dan penghargaan terhadap adat masih menjadi dasar kehidupan sosial.
Dalam setiap senyum warga, dalam setiap tenun yang dibuat dengan tangan, dalam setiap doa yang dilantunkan di masjid tua\ jejak Kesultanan Bima masih terasa. Ia tidak hanya hidup di masa lalu, tapi terus berdenyut di masa kini.
Menelusuri sejarah Kesultanan Bima mengingatkan kita bahwa kemajuan tidak harus berarti melupakan akar. Sebab, di balik bangunan tua dan kisah lama itu, tersimpan pelajaran berharga: bahwa peradaban yang besar adalah yang mampu berdamai antara masa lalu dan masa depan.