BOGORINSIDER.com --Pagi itu, laut di pesisir utara Banyuwangi tampak tenang. Perahu nelayan melintas pelan di atas permukaan air sejernih kaca.
Dari kejauhan, sebuah bangunan terapung berdiri di tengah laut sederhana tapi menarik.
Itulah Bangsring Underwater, kebanggaan masyarakat pesisir yang berhasil mengubah kawasan konservasi menjadi destinasi wisata kelas dunia.
Dari Konflik Nelayan Menjadi Inspirasi Konservasi
Dulu, kawasan Bangsring identik dengan perusakan terumbu karang. Banyak nelayan menggunakan bom ikan atau racun untuk menangkap ikan dengan cepat. Akibatnya, ekosistem laut rusak parah.
Baca Juga: Petualangan dan Edukasi di Banyuwangi Park, Taman Wisata Modern di Ujung Timur Jawa
Namun pada tahun 2008, sekelompok nelayan muda di bawah bimbingan Dinas Kelautan Banyuwangi memutuskan untuk berubah. Mereka bertekad mengembalikan kejayaan laut dengan cara yang berkelanjutan.
Gerakan kecil itu kemudian tumbuh menjadi program besar bernama Bangsring Underwater. Dengan semangat gotong royong, para nelayan menanam kembali terumbu karang, menjaga populasi ikan, dan membangun Rumah Apungsebagai pusat edukasi konservasi laut. Kini, kawasan yang dulu sepi telah berubah menjadi destinasi wisata bahari yang mendunia.
Rumah Apung, Simbol Harapan dari Tengah Laut
Ikon utama Bangsring Underwater adalah Rumah Apung Bangsring, berjarak sekitar 700 meter dari bibir pantai. Untuk mencapainya, pengunjung harus menyeberang dengan perahu nelayan, perjalanan singkat sekitar 10 menit.
Dari atas perahu, air laut tampak biru jernih dengan ikan-ikan kecil yang terlihat jelas di bawah.
Sesampainya di rumah apung, pemandangan menakjubkan langsung tersaji. Dari platform kayu, pengunjung bisa melihat ikan hias berenang bebas di antara karang.
Ada juga kolam besar tempat penangkaran hiu karang jinak yang menjadi daya tarik utama. Para wisatawan dapat melihat hiu dari jarak dekat, bahkan berfoto dengan aman di tepi kolam.
Baca Juga: Menyusuri Destinasi Wisata Alam De Djawatan Banyuwangi, Hutan Trembesi yang Serasa Dunia Fantasi
Rumah apung ini tidak hanya berfungsi sebagai tempat wisata, tetapi juga sebagai pusat edukasi kelautan dan konservasi.
Di sini, pengunjung bisa belajar tentang pentingnya menjaga laut, cara menanam karang, hingga bagaimana nelayan menjaga ekosistem agar tetap seimbang.