Pantai ini menjadi tempat sempurna untuk beristirahat setelah berkeliling savana. Wisatawan bisa snorkeling di perairan dangkal yang dipenuhi terumbu karang dan ikan warna-warni.
Jika beruntung, kadang terlihat rusa minum di tepi pantai atau monyet bermain di antara pohon bakau.
Sore hari di Pantai Bama menghadirkan ketenangan yang sulit digambarkan. Hanya suara ombak kecil, angin laut, dan burung-burung yang kembali ke sarang. Semua terasa alami dan murni seperti alam yang belum tersentuh tangan manusia.
Satwa Liar dan Kehidupan yang Harmonis
Baluran adalah rumah bagi lebih dari 400 jenis tumbuhan dan 444 spesies hewan. Di antara yang paling terkenal adalah banteng Jawa (Bos javanicus) simbol taman nasional ini. Hewan ini sering terlihat di padang rumput saat pagi hari, mencari makan sebelum matahari terlalu terik.'
Baca Juga: Pulau Merah Wisata Banyuwangi, Pesona Senja dan Ombak yang Tak Pernah Padam
Selain itu, ada juga merak hijau, kera ekor panjang, babi hutan, kijang, dan berbagai burung endemik Jawa Timur. Bahkan, beberapa peneliti internasional datang ke Baluran untuk mengamati migrasi burung dan interaksi antarspesies di ekosistem savana tropis.
Meskipun begitu, Baluran bukan hanya tentang keindahan, tapi juga tantangan konservasi. Perubahan iklim, kebakaran hutan, dan aktivitas manusia masih menjadi ancaman bagi keberlanjutan kawasan ini. Namun berkat pengelolaan yang semakin baik, populasi satwa liar perlahan menunjukkan peningkatan.
Harga Tiket dan Fasilitas Wisata
Masuk ke Taman Nasional Baluran sangat terjangkau. Tiket untuk wisatawan domestik sekitar Rp15.000 per orang pada hari biasa. Biaya tambahan berlaku untuk kendaraan, kamera profesional, atau aktivitas seperti camping.
Fasilitas di dalam taman cukup memadai: pos jaga, area istirahat, toilet, serta penginapan sederhana di area Bekol dan Pantai Bama. Bagi pencinta alam, bermalam di tengah suara jangkrik dan hembusan angin malam menjadi pengalaman yang tak terlupakan.
Dari Banyuwangi, perjalanan menuju Baluran memakan waktu sekitar dua jam melalui jalur Situbondo. Meski sebagian jalan berkerikil, pemandangan hutan dan pegunungan di sepanjang rute menjadi suguhan tersendiri.