BOGORINSIDER.com --Malam mulai turun di pusat kota Purwakarta. Angin membawa aroma jagung bakar dan kopi hitam dari pedagang kaki lima di sekitar taman. Di tengah keramaian, ribuan orang menatap ke arah danau buatan yang tenang.
Saat musik mulai mengalun, semburan air setinggi gedung empat lantai menari mengikuti irama. Cahaya warna-warni menembus kabut air, menciptakan bayangan naga, burung merak, dan wajah Raja Sri Baduga.
Inilah Taman Air Mancur Sri Baduga, ikon kebanggaan Purwakarta yang setiap malam Sabtu menjadi panggung spektakuler bagi permainan air dan cahaya terbesar di Asia Tenggara.
Baca Juga: Menginap di Wisata Glamping Lakeside Jatiluhur Purwakarta, Antara Misteri Alam dan Gaya Hidup Modern
Lokasi dan Akses
Taman Air Mancur Sri Baduga terletak di Situ Buleud, Kelurahan Nagri Kidul, Kecamatan Purwakarta, Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat.
Jaraknya hanya sekitar 5 menit dari Alun-Alun Purwakarta. Pengunjung bisa datang menggunakan kendaraan pribadi atau angkutan kota.
Area parkir luas tersedia di sepanjang Jalan KK Singawinata dan Jalan Veteran.
Spektakel Malam di Jantung Kota
Pertunjukan air mancur ini pertama kali diresmikan pada tahun 2017 dan menjadi kebanggaan warga Purwakarta. Setiap akhir pekan, ribuan wisatawan datang dari berbagai daerah untuk menyaksikan atraksi air, cahaya, dan musik yang berpadu dalam satu harmoni.
Lebih dari 1000 nozel air mancur otomatis dikendalikan dengan sistem komputerisasi yang canggih. Air menari mengikuti lagu tradisional Sunda hingga musik kontemporer modern.
Proyeksi visual menampilkan legenda Prabu Siliwangi, tokoh besar Kerajaan Pajajaran yang menjadi simbol kejayaan Sunda.
Tontonan ini bukan hanya hiburan, tapi juga bentuk penghormatan terhadap sejarah dan budaya Jawa Barat. Di antara cahaya yang berwarna-warni, terasa betul bagaimana unsur modernitas dan kearifan lokal berpadu indah.
Suasana Sekitar yang Hidup
Di luar area air mancur, suasana tak kalah menarik. Sepanjang trotoar taman dipenuhi pedagang makanan khas Purwakarta seperti sate maranggi, surabi oncom, dan es goyobod.
Baca Juga: Menemukan Ketenangan di Wisata Purwakarta Kampung Panenjoan, Surga Hijau Membawa Ketenangan
Artikel Terkait
Kesultanan Bima: Kisah Sejarah, Religi, dan Arsitektur yang Bertahan Zaman
Kisah Mistis Gunung Tambora, Jejak Bencana yang Jadi Daya Tarik Wisata Alam
Transformasi Pantai Lawata, dari Pantai Kota Biasa Menjadi Destinasi Favorit Keluarga
Menjelajah Bukit Wawo: Keindahan Alam dan Kedamaian di Timur Sumbawa
Waduk Jatiluhur dan Kisah Alam yang Menjadi Daya Tarik Wisata Purwakarta