Menemukan Pesona Tersembunyi Teluk Bima, Intan Biru di Nusa Tenggara

photo author
- Kamis, 6 November 2025 | 23:41 WIB
Langit senja Teluk Bima memantulkan cahaya oranye di laut tenang, menghadirkan keindahan yang sulit dilupakan. (Foto/ Istimewa.)
Langit senja Teluk Bima memantulkan cahaya oranye di laut tenang, menghadirkan keindahan yang sulit dilupakan. (Foto/ Istimewa.)

Baca Juga: Menginap Gaya Mongolia di Destinasi Wisata Highland Park Resort Bogor, Nikmati Kenyamanannya

Menjaga Keseimbangan Alam di Tengah Modernisasi

Beberapa tahun terakhir, Teluk Bima mulai menarik perhatian komunitas pecinta lingkungan. Airnya yang jernih dan terumbu karangnya yang masih sehat membuat kawasan ini ideal untuk snorkeling dan riset ekosistem laut. Namun ancaman juga mulai datang, terutama dari sampah plastik dan pembangunan yang kurang terencana di sekitar pantai.

Komunitas lokal seperti Laskar Pesisir Bima aktif melakukan edukasi lingkungan dan kegiatan bersih pantai. Mereka percaya, pariwisata bisa tumbuh tanpa harus merusak. “Kami ingin Bima dikenal bukan karena ramai, tapi karena indah dan terjaga,” kata Rika, salah satu relawan muda yang rutin melakukan kegiatan pembersihan di sekitar Teluk.

Gerakan kecil itu mulai berbuah. Beberapa wisatawan domestik yang datang bukan hanya untuk menikmati pemandangan, tapi juga untuk berpartisipasi dalam aksi lingkungan. Perlahan, Teluk Bima menjadi contoh kecil bahwa wisata dan konservasi bisa berjalan beriringan.

Potensi Ekowisata dan Harapan Masa Depan

Daya tarik Teluk Bima terletak pada keasliannya. Belum ada hotel besar atau resor megah, namun justru itulah yang membuatnya istimewa. Wisatawan yang datang biasanya memilih menginap di rumah-rumah penduduk atau homestay sederhana dengan pemandangan laut.

Selain wisata bahari, daerah sekitar teluk juga menawarkan aktivitas lain seperti mendaki ke Bukit Lawata untuk melihat panorama teluk dari ketinggian, atau berkunjung ke Pasar Sape untuk mencicipi kuliner laut khas Bima seperti ikan bakar rica dan sate pencok.

Pemerintah daerah tengah menyiapkan konsep ekowisata berbasis masyarakat, yang melibatkan warga lokal sebagai pemandu, penyedia kuliner, dan penjaga lingkungan. Harapannya, Teluk Bima tetap menjadi destinasi alami tanpa kehilangan jati dirinya.

Di tengah arus besar pariwisata massal, Teluk Bima seperti ruang pernapasan. Ia hadir bukan sebagai tempat untuk beramai-ramai, melainkan tempat untuk diam, melihat, dan merasakan. Keindahannya tidak butuh sorotan berlebihan — cukup disadari dengan tenang.

Saat matahari terbenam di ujung teluk, langit berubah menjadi kanvas jingga yang luas. Di bawahnya, laut berkilau seperti cermin. Di momen itulah kita mengerti, bahwa terkadang keindahan sejati bukan yang paling ramai, tapi yang paling tulus dijaga.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Faizal khoirul imam

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Terpopuler

X