BOGORINSIDER.com — Tidak semua keindahan di Jawa Tengah mudah ditemukan. Ada yang tersembunyi jauh di balik hutan, menunggu untuk dijelajahi oleh mereka yang sabar dan mencintai ketenangan. Di Rembang, tempat itu bernama Watu Congol sebuah tebing batu alami dengan pemandangan hijau yang memanjakan mata dan udara sejuk yang menenangkan jiwa.
Perjalanan Menuju Watu Congol
Untuk mencapai Watu Congol, pengunjung harus menempuh perjalanan ke arah timur Rembang, tepatnya di kawasan perbukitan Desa Ngulahan, Kecamatan Kragan. Jalan menuju lokasi memang belum sepenuhnya mulus. Setelah melewati jalan aspal utama, kendaraan harus melintasi jalur berbatu dan sempit, menanjak perlahan di antara pepohonan jati.
Namun, setiap tanjakan membayar dirinya dengan pemandangan alam yang memukau. Hamparan sawah, lembah hijau, dan udara segar menjadi teman perjalanan.
Sesampainya di area parkir kecil di kaki bukit, perjalanan dilanjutkan dengan berjalan kaki sekitar 15 menit. Jalurnya melingkar dan agak curam, tetapi suara burung hutan dan gemericik air kecil dari celah batu membuat langkah terasa ringan. Di kejauhan, bayangan tebing tinggi Watu Congol mulai terlihat gagah, alami, dan memesona.
Baca Juga: Lasem, Kota Batik yang Tak Pernah Lelah Menenun Kisahnya
Watu Congol: Di Antara Batu, Angin, dan Pemandangan Tak Terduga
Begitu tiba di puncak, semua rasa lelah langsung hilang. Di depan mata terbentang tebing batu besar yang menjulang tinggi, dikelilingi pepohonan rimbun dan lembah hijau di bawahnya. Angin berhembus lembut membawa aroma tanah basah dan dedaunan. Dari sini, Rembang tampak seperti lukisan alam yang luas dan hidup.
Nama “Watu Congol” berasal dari bahasa Jawa, “watu” berarti batu, dan “congol” berarti menonjol atau menjulur keluar. Sesuai namanya, tebing ini memang tampak seperti batu raksasa yang keluar dari tubuh bukit, menciptakan lanskap unik yang tak banyak ditemukan di wilayah pantai utara Jawa.
Banyak pengunjung datang di pagi atau sore hari, membawa kamera atau sekadar menikmati suasana. Di ujung tebing, terdapat spot alami tempat duduk dari batu yang menjadi favorit untuk berfoto. Pemandangan langit biru, awan putih, dan lembah hijau di bawah membuat siapa pun ingin berlama-lama di sana.
Suasana yang Masih Alami
Tidak seperti destinasi populer lain, Watu Congol masih terjaga kesederhanaannya. Tidak ada kios permanen, tidak ada gedung besar, hanya beberapa warung kecil milik warga yang menjual air mineral dan gorengan.
Itulah yang membuat tempat ini istimewa keaslian yang tidak tersentuh komersialisasi. Alamnya masih berbicara dengan suara lembut, tanpa gangguan musik keras atau lampu buatan.
“Dulu hanya warga sekitar yang datang ke sini,” kata Mas Bowo, pemuda desa yang kini membantu menjaga area wisata. “Sekarang mulai banyak pengunjung dari luar, tapi kami ingin tetap menjaga supaya alamnya tidak rusak.”
Ia bersama beberapa temannya membuat jalur setapak dan papan petunjuk sederhana agar wisatawan bisa menikmati pemandangan tanpa menginjak area rawan longsor.
Spot Sunset dan Kabut Pagi
Watu Congol dikenal punya dua waktu emas: pagi dan sore. Di pagi hari, kabut tipis menyelimuti tebing, menciptakan suasana magis seolah berada di negeri di atas awan. Sementara saat sore, cahaya matahari terbenam menembus celah pepohonan dan memantul di permukaan batu, menciptakan warna oranye hangat yang luar biasa indah.
Artikel Terkait
Istana Maimun, Destinasi Wisata dengan Menikmati Simbol Kejayaan Melayu Deli di Tengah Kota Medan
Destinasi Wisata Danau Siombak Medan, Pesona Tenang di Tengah Hiruk Pikuk Kota
Menyelami Destinasi Wisata Dunia Satwa di Rahmat Gallery Medan, Museum Fauna Terbesar di Asia Tenggara
Liburan Ala Eropa di Destinasi Wisata Merci Barn, Spot Instagramable Terbaru di Medan
Petualangan Seru di Kampung Ladang, Destinas Wisatai Outbound Paling Hits Dekat Medan