Menyusuri Destinasi Wisata Alam De Djawatan Banyuwangi, Hutan Trembesi yang Serasa Dunia Fantasi

BOGORINSIDER.com --Kabut tipis turun perlahan, menelusup di antara batang-batang pohon besar berlumut. Sinar matahari menembus dedaunan dan menciptakan pola cahaya seperti tirai alami.

Di sinilah, di tengah Kecamatan Cluring, Banyuwangi, berdiri sebuah hutan yang seolah keluar dari dunia dongeng: De Djawatan Benculuk.

Hutan Raksasa yang Memikat Mata

De Djawatan bukan sekadar hutan biasa. Kawasan ini ditumbuhi ratusan pohon trembesi tua berumur lebih dari seabad. Batangnya besar dan menjulang, dengan cabang yang melengkung membentuk kanopi alami.

Ketika matahari pagi atau sore menyinari, pemandangan ini berubah menjadi panorama magis seperti adegan dalam film fantasi.

Baca Juga: Nikmati Libur Panjangmu ke Wisata Taman Nasional Baluran di Banyuwangi, Ketika Jawa Punya Rasa Afrika

Tidak heran banyak pengunjung menyebut tempat ini sebagai versi nyata dari “Fangorn Forest” dalam film The Lord of the Rings. Suasana rimbun, lembap, dan sunyi membuat siapa pun betah berlama-lama.

Udara yang sejuk dan aroma tanah basah menambah sensasi damai yang jarang ditemukan di tempat wisata modern.

Dari Tempat Tak Dikenal Menjadi Ikon Wisata Viral

Dulu, kawasan De Djawatan hanyalah lahan milik Perhutani yang digunakan untuk pengelolaan kayu. Namun, seiring waktu, masyarakat mulai menyadari keindahan alami hutan trembesi ini.

Sekitar tahun 2018, pemerintah daerah bersama warga lokal mulai menata kawasan ini menjadi destinasi wisata alam. Jalan setapak dibersihkan, papan nama dipasang, dan fasilitas wisata diperbaiki tanpa mengubah karakter alami tempatnya.

Kini, De Djawatan menjadi ikon wisata Banyuwangi yang viral di media sosial karena keindahan fotogeniknya.

Baca Juga: Menyusuri Alas Purwo Banyuwangi, Tempat Destinasi Wisata Alam dan Mistis Berpadu di Ujung Timur Jawa

Setiap akhir pekan, pengunjung datang dari berbagai daerah, membawa kamera dan rasa kagum. Ada yang berfoto di bawah lengkungan pohon, ada pula yang hanya duduk diam menikmati semilir angin dan cahaya matahari yang menari di sela daun.

Sensasi “Lost in Nature” di Tengah Kota Kecil

Yang membuat De Djawatan istimewa bukan hanya pohonnya, tapi juga suasananya. Saat berjalan di dalam hutan, suara kendaraan nyaris tak terdengar. Hanya bunyi burung dan serangga yang mengisi udara.

Setiap langkah membawa perasaan tenang, seolah waktu berjalan lebih lambat. Anak-anak bisa bermain bebas, pasangan muda berfoto, sementara para pecinta alam duduk menikmati suasana.