Destinasi wisata anti mainstream Gunung Sumbing permata pendakian di Temanggung

photo author
- Sabtu, 25 Mei 2024 | 15:48 WIB
rekomendasi wisata temanggung. Foto/Instagram (Foto/Instagram)
rekomendasi wisata temanggung. Foto/Instagram (Foto/Instagram)

BOGORINSIDER.com --Gunung Sumbing adalah salah satu tujuan pendakian yang paling diminati di Temanggung.

Dengan ketinggian sekitar 3.371 meter di atas permukaan laut (mdpl), Gunung Sumbing merupakan gunung tertinggi ketiga di Pulau Jawa, setelah Gunung Semeru dan Gunung Slamet.

Ketinggian dan keindahannya menjadikan Gunung Sumbing sebagai magnet bagi para pendaki, baik yang sudah berpengalaman maupun pemula.

Pemandangan Spektakuler dari Puncak Sumbing

Keunggulan utama Gunung Sumbing terletak pada pemandangannya yang menakjubkan.

Baca Juga: Ajak keluarga anda nikmati long weekend murah dan ramah anak di Taman Kartini Temanggung

Dari puncaknya, pendaki dapat menikmati panorama alam yang luar biasa, terutama saat fajar menyingsing. Ketika matahari terbit, lautan awan akan menyelimuti lembah-lembah di sekitarnya, menyisakan puncak-puncak gunung tetangga yang menjulang di atas awan di Gunung Sumbing.

Pemandangan Gunung Sumbing ini memberikan sensasi berada di negeri di atas awan, sebuah pengalaman yang sulit dilupakan bagi siapa pun yang berhasil mencapai puncaknya.

Trek Pendakian yang Menantang

Namun, untuk mencapai puncak Gunung Sumbing, para pendaki harus menghadapi trek yang cukup menantang. Rute pendakian yang tersedia tidak banyak menawarkan jalur yang landai dan datar.

Sebaliknya Gunung Sumbing, hampir setiap rute dipenuhi dengan tanjakan yang curam dan medan yang berat, membuat pendakian ini menjadi tantangan tersendiri terutama bagi pendaki pemula.

Pilihan Jalur Pendakian

Gunung Sumbing menawarkan beberapa pilihan jalur pendakian, masing-masing dengan keunikan dan tantangannya sendiri. Salah satu jalur populer adalah melalui Desa Cepit, Kecamatan Bulu, Temanggung.

Baca Juga: Nikmati long weekend anda keindahan dari ketinggian Puncak Botorono Temanggung

Jalur ini menjadi sangat ramai pada tanggal 21 Ramadhan, saat warga desa melakukan tradisi pendakian malam selikuran. Tradisi ini menambah nilai budaya dalam pengalaman pendakian, membuatnya lebih dari sekadar petualangan fisik.

Alternatif jalur lainnya adalah melalui Kaliangkrik, Desa Butuh, yang lebih dikenal sebagai "Nepal Van Java".

Nama ini diberikan karena desa tersebut menawarkan pemandangan yang mirip dengan lanskap pegunungan di Nepal.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Rosa Nilasari

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Terpopuler

X