BOGORINSIDER.com -- Mark Zuckerberg, CEO Meta, makin serius mewujudkan ambisi menciptakan kecerdasan buatan super dengan membangun jaringan pusat data raksasa yang diklaim akan melampaui skala fasilitas komputasi AI mana pun saat ini.
Tak tanggung-tanggung, proyek pusat data Meta disebut-sebut akan memakan daya hingga ribuan megawatt, jauh melebihi kebutuhan superkomputer tercanggih dunia sekalipun.
Baca Juga: Bos Xbox Disorot Usai Sarankan Korban PHK Atasi Depresi dengan ChatGPT
Pada Januari lalu, Zuckerberg sudah mengungkap bahwa jika pusat data ini diletakkan di Pulau Manhattan, ukurannya akan menutupi sebagian besar pulau tersebut.
Kini, ia menegaskan rencana ekspansi lebih besar dengan membangun beberapa klaster superkomputer berkapasitas multi-gigawatt untuk mendukung pelatihan model AI mutakhir.
“Kami sedang menyiapkan sejumlah klaster raksasa. Yang pertama kami namai Prometheus dan dijadwalkan beroperasi pada 2026. Sementara klaster lainnya, Hyperion, akan ditingkatkan hingga 5GW dalam beberapa tahun,” tulis Zuckerberg di akun Facebook resminya, dikutip dari PC Mag.
Sebagai gambaran, superkomputer El Capitan, salah satu yang paling bertenaga di dunia, hanya mengonsumsi 30 megawatt, sedangkan pusat data Colossus milik Elon Musk melalui xAI diperkirakan menggunakan 150 megawatt.
Baca Juga: Daftar Orang Terkaya di Bogor Versi ChatGPT 2024, Ada Nama Eks Koruptor Rahmat Yasin
Dengan membangun klaster multi-gigawatt, Meta memecahkan rekor konsumsi energi pusat data untuk keperluan AI.
Investasi masif ini juga disertai langkah agresif Meta merekrut para talenta AI terbaik dari OpenAI, Google, hingga Apple. Zuckerberg secara terang-terangan menegaskan tujuan utamanya adalah membawa Meta mendahului para pesaingnya, termasuk OpenAI, pencipta ChatGPT.
Salah satu langkah strategisnya adalah reorganisasi divisi AI Meta menjadi Superintelligence Labs, yang akan fokus pada pengembangan AI generasi selanjutnya.
Meski demikian, pesaing pun tak tinggal diam. OpenAI tengah membangun data center raksasa bernama Stargate, dengan target kapasitas 5 gigawatt dan nilai investasi fantastis USD 500 miliar selama empat tahun.
Proyek yang didukung Oracle, SoftBank, dan MGX ini dipusatkan di Texas dan dijadwalkan mulai beroperasi akhir 2025.
Sementara itu, Alphabet selaku induk Google juga menggelontorkan USD 3,3 miliar untuk dua pusat data baru di Carolina Selatan, menegaskan betapa panasnya perlombaan membangun infrastruktur AI tercanggih.
Baca Juga: Amazon Gunakan 1 Juta Robot AI, Pekerjaan Manusia di Gudang Terancam